Pasokan Terhenti, Industri Garam Rumahan Terancam Merugi
A
A
A
KOLAKA - Industri garam rumahan di Kelurahan Lamokato, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), sudah tidak beraktivitas kurang lebih selama satu bulan.
Meski produksi garam hanya 500 karung per bulan, tapi menjadi pemasok garam satu-satunya di Kolaka. Sayang, sejak awal Juli 2017, industri garam rumahan ini sudah tidak beroperasi lagi.
"Hal ini akibat terhentinya pasokan bahan baku garam dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel)," kata Pemilik industri garam rumahan, Rusli di Kolaka, Sabtu (22/7/2017).
Pemilik industri garam rumahan, Rusli mengaku terancam rugi, jika tidak mendapat pasokan bahan baku dalam waktu dekat. Sebab, stok produksi garam saat ini, kurang lebih 100 karung dan dipastikan habis terjual bulan ini.
"Sementara bahan baku yang tersedia di gudang, tidak bisa lagi diolah karena telah rusak" imbuh Rusli.
Meski produksi garam hanya 500 karung per bulan, tapi menjadi pemasok garam satu-satunya di Kolaka. Sayang, sejak awal Juli 2017, industri garam rumahan ini sudah tidak beroperasi lagi.
"Hal ini akibat terhentinya pasokan bahan baku garam dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel)," kata Pemilik industri garam rumahan, Rusli di Kolaka, Sabtu (22/7/2017).
Pemilik industri garam rumahan, Rusli mengaku terancam rugi, jika tidak mendapat pasokan bahan baku dalam waktu dekat. Sebab, stok produksi garam saat ini, kurang lebih 100 karung dan dipastikan habis terjual bulan ini.
"Sementara bahan baku yang tersedia di gudang, tidak bisa lagi diolah karena telah rusak" imbuh Rusli.
(izz)