Konsumsi Melambat, Pengusaha Ritel Lakukan Efesiensi
A
A
A
JAKARTA - Melambatnya pertumbuhan sektor konsumen memaksa para pelaku ritel melakukan efesiensi. Penghematan terbesar dilakukan di lini energi listrik.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, penghematan listrik paling mendasar, karena biaya listrik 30%. "Makanya pernah dalam FGD, memungkinkan ada subsidi listrik bagi pabrik atau manufaktur yang beroperasi dari jam 24.00 WIB sampai 06 00 WIB. Bahkan sampai saat ini sudah banyak industri yang melalukan produksi saat jam listrik low," kata dia di Jakarta, kemarin.
Paling terasa, lanjut Roy, beberapa mal biayanya double dan triple. Sehingga, mau tidak mau pelaku ritel melakukan penggantian lampu-lampu menjadi hemat eneegi. Kemudian, AC juga menjadi perhatian dalam efesiensi ritel, di mana saat jam-jam sepi dilakukan penghematan.
Selain itu, varian produk juga dibatasi. Pelaku sedang melakukan seleksi produk yakni tidak semua produk yang dilaunching dapat dijual di ritel modern.
"Buat apa pasang lama-lama suatu produk yang tidak kompetitif karena cost-nya sangat mahal. Bahkan banyak produk yang juga melakukan efesiensi," terangnya.
Roy juga menyebut pelaku ritel lebih memilih atau menyeleksi dalam melakukan pembukaan toko. Tidak semua lokasi akan dipilih untuk toko baru. "Indonesia timur masih berpeluang dari pada di Indonesia barat dan tengah. Kalau pun ada toko yang tidak ekonomis direlokasi," kata dia.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, penghematan listrik paling mendasar, karena biaya listrik 30%. "Makanya pernah dalam FGD, memungkinkan ada subsidi listrik bagi pabrik atau manufaktur yang beroperasi dari jam 24.00 WIB sampai 06 00 WIB. Bahkan sampai saat ini sudah banyak industri yang melalukan produksi saat jam listrik low," kata dia di Jakarta, kemarin.
Paling terasa, lanjut Roy, beberapa mal biayanya double dan triple. Sehingga, mau tidak mau pelaku ritel melakukan penggantian lampu-lampu menjadi hemat eneegi. Kemudian, AC juga menjadi perhatian dalam efesiensi ritel, di mana saat jam-jam sepi dilakukan penghematan.
Selain itu, varian produk juga dibatasi. Pelaku sedang melakukan seleksi produk yakni tidak semua produk yang dilaunching dapat dijual di ritel modern.
"Buat apa pasang lama-lama suatu produk yang tidak kompetitif karena cost-nya sangat mahal. Bahkan banyak produk yang juga melakukan efesiensi," terangnya.
Roy juga menyebut pelaku ritel lebih memilih atau menyeleksi dalam melakukan pembukaan toko. Tidak semua lokasi akan dipilih untuk toko baru. "Indonesia timur masih berpeluang dari pada di Indonesia barat dan tengah. Kalau pun ada toko yang tidak ekonomis direlokasi," kata dia.
(izz)