Inalum Akan Bangun Pabrik di Kaltara pada 2020
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie memastikan bahwa PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum akan membangun pabrik di wilayah Kabupaten Bulungan. Kepastian BUMN produksi aluminium itu usai mendapatkan jaminan pasokan listrik dari PT Kayan Energi.
"Jadi kalau Kayan (PT Kayan Energi, red) memulai pembangunan tahun depan, maka pada 2020 Inalum akan membangun pabriknya di lokasi itu," ungkap dia di Jakarta, kemarin.
Inalum merupakan BUMN pertama dan terbesar Indonesia yang bergerak di bidang peleburan Aluminium. Kantor pusat berada di Kuala Tanjung, Sei Suka, Batu Bara, Sumatera Utara.
Sejak diakuisisi pemerintah, Inalum menggarap pabrik peleburan baru yang terintegrasi di kawasan industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Bahkan, kabarnya bakal menjadi holding BUMN pertambangan, termasuk mengakuisisi Freeport.
Nah, untuk menyiapkan hal itu, Irianto menjelaskan perlu pasokan energi listrik cukup besar. PT Kayan Energi sendiri sejak 2010 sudah mulai menyiapkan untuk membangun infrastruktur pabrik PLTA di kawasan sungai Kayan.
"Harapanya, PT Kayan Energi awal tahun depan sudah melakukan konstruksi. Dengan catatan mereka sudah melengkapi persyaratan untuk izin kontruksi bendungan yang diterbitkan Menteri PUPR," ungkapnya.
Bendungan tahap pertama, lanjut Irianto, akan menghasilkan tenaga listri 900 MW. Mereka akan membangun lima bendungan, berarti secara keseluruhan akan menghasilkan listrik sebesar 9.000 MW.
Menurutnya, satu bendungan memerlukan waktu lima tahun, sehingga secara keseluruhan PT Kayan Energi memerlukan waktu 15-20 tahun. "Makanya, Pak Menko Kemaritiman minta harus terintegrasi dengan pembangunan kawasan industri untuk pemanfaatan listriknya. Jadi kalau Kayan Energi memulai tahun depan maka 2020 Inalum akan membangun pabriknya di lokasi itu," tuturnya.
"Jadi kalau Kayan (PT Kayan Energi, red) memulai pembangunan tahun depan, maka pada 2020 Inalum akan membangun pabriknya di lokasi itu," ungkap dia di Jakarta, kemarin.
Inalum merupakan BUMN pertama dan terbesar Indonesia yang bergerak di bidang peleburan Aluminium. Kantor pusat berada di Kuala Tanjung, Sei Suka, Batu Bara, Sumatera Utara.
Sejak diakuisisi pemerintah, Inalum menggarap pabrik peleburan baru yang terintegrasi di kawasan industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Bahkan, kabarnya bakal menjadi holding BUMN pertambangan, termasuk mengakuisisi Freeport.
Nah, untuk menyiapkan hal itu, Irianto menjelaskan perlu pasokan energi listrik cukup besar. PT Kayan Energi sendiri sejak 2010 sudah mulai menyiapkan untuk membangun infrastruktur pabrik PLTA di kawasan sungai Kayan.
"Harapanya, PT Kayan Energi awal tahun depan sudah melakukan konstruksi. Dengan catatan mereka sudah melengkapi persyaratan untuk izin kontruksi bendungan yang diterbitkan Menteri PUPR," ungkapnya.
Bendungan tahap pertama, lanjut Irianto, akan menghasilkan tenaga listri 900 MW. Mereka akan membangun lima bendungan, berarti secara keseluruhan akan menghasilkan listrik sebesar 9.000 MW.
Menurutnya, satu bendungan memerlukan waktu lima tahun, sehingga secara keseluruhan PT Kayan Energi memerlukan waktu 15-20 tahun. "Makanya, Pak Menko Kemaritiman minta harus terintegrasi dengan pembangunan kawasan industri untuk pemanfaatan listriknya. Jadi kalau Kayan Energi memulai tahun depan maka 2020 Inalum akan membangun pabriknya di lokasi itu," tuturnya.
(izz)