Jajaki Pasar Asia Selatan, Misi Dagang ke Pakistan dan India Digelar

Senin, 22 Januari 2018 - 15:05 WIB
Jajaki Pasar Asia Selatan, Misi Dagang ke Pakistan dan India Digelar
Jajaki Pasar Asia Selatan, Misi Dagang ke Pakistan dan India Digelar
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar rangkaian kegiatan misi dagang untuk menjajaki potensi pasar Asia Selatan. Kegiatan tersebut akan dimulai dari India pada 22 Januari 2018 dan dilanjutkan ke Pakistan pada 26 Januari 2018.

Dalam misi dagang tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memboyong 61 orang delegasi bisnis. Secara rinci, delegasi misi dagang ke India terdiri atas 37 orang dari 30 perusahaan, termasuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Produk yang akan ditawarkan ke pasar India adalah makanan dan minuman, kopi, rempah-rempah, produk pertanian, kelapa sawit dan turunannya, gula kelapa, rotan, emas, kerupuk, dan ban.

Sementara delegasi misi dagang ke Pakistan terdiri atas 24 orang dari 23 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di sektor produk pertanian, elektronik, teh, tekstil, kelapa sawit dan turunannya, serta jasa.

"Rangkaian misi dagang dimulai dari India lalu ke Pakistan, mengikuti jadwal presiden. Misi ekonomi termasuk dalam lawatan ini. Untuk memaksimalkannya, Kementerian Perdagangan akan mengadakan forum bisnis, one on one business matching, dan pertemuan bilateral dengan Pemerintah di sana," ungkap Mendag dalam siaran pers, Senin (22/1/2018).

Saat berada di India, isu penting yang akan diangkat adalah momentum ASEAN-India Business and Investment Meet & Expo sebagai upaya pendekatan untuk segera menyelesaikan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

RCEP merupakan pakta perdagangan bebas yang terdiri atas 16 negara, mencakup hampir setengah populasi dunia. Ke-16 negara anggota RCEP adalah sepuluh negara ASEAN (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) dengan enam negara mitra (Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru).

Asia Selatan, terutama India, merupakan pasar yang besar dan potensial. Pada 2016, total perdagangan Indonesia-India sebesar USD12,98 miliar. Pada periode Januari-November 2017, perdagangan tercatat naik menjadi USD16,55 miliar.

Sedangkan dalam kunjungannya ke Pakistan, Mendag akan menindaklanjuti kerja sama Indonesia-Pakistan
Preferential Trade Agreement (IP-PTA) yang kini dalam masa review. "Pemanfaatan IP-PTA cukup memiliki dampak bagi Indonesia sejak implementasi pada 2013 lalu. Untuk dampak yang lebih luas, direncanakan akan dilakukan penandatangan kerja sama bidang promosi perdagangan di antara kedua negara," katanya.

Hubungan dagang dengan Pakistan merupakan satu perspektif baru bagi Indonesia karena geostrategis Pakistan dengan negara-negara tetangga seperti Asia Tengah. Implementasi IP-PTA kemudian dilakukan lewat kerja sama teknis untuk mendorong berbagai pihak, termasuk pihak swasta, untuk memanfaatkan IP-PTA.

Total perdagangan Indonesia-Pakistan pada 2016 tercatat senilai USD2,17 miliar, dengan surplus bagi Indonesia sebesar USD1,86 miliar. Sementara itu, nilai ekspor Januari-November 2017 mencapai USD2,38 miliar atau naik sebesar 24,24% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Pakistan merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia, khususnya untuk produk kelapa sawit.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda optimistis kunjungan ke India dan Pakistan tersebut dapat memperluas akses produk Indonesia ke pasar Asia Selatan.

"Melalui misi dagang ini, diharapkan dapat mendorong ekspor Indonesia ke pasar nontradisional serta membuka pasar ekspor baru dengan kawasan Asia Selatan yang sangat potensial," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8730 seconds (0.1#10.140)