Ekspor RI Diakui Kurang Kinclong, Mendag Kejar Ketertinggalan

Rabu, 31 Januari 2018 - 17:46 WIB
Ekspor RI Diakui Kurang...
Ekspor RI Diakui Kurang Kinclong, Mendag Kejar Ketertinggalan
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengakui bahwa kinerja ekspor Indonesia pada tahun 2017 masih kurang kinclong. Meskipun, pada periode tersebut realisasi ekspor Indonesia mencatatkan surplus.

Namun, kata dia, dibanding negara-negara lain memang pertumbuhan ekspor nasional masih jauh tertinggal. Menurutnya, hal ini lantaran kondisi tahun lalu memang tidaklah mudah. "Kita sadari betul dan memang untuk mempertahankan posisi ekspor di tahun 2017 itu tidak mudah," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Enggar menyebutkan, ada beberapa faktor yang mendasari lambannya kinerja ekspor Indonesia pada tahun lalu. Dari sisi internal, sinergi antara kementerian dan lembaga (K/L) masih belum terjalin erat dan harus ditingkatkan agar lebih baik lagi. Selain itu, kebijakan beberapa negara yang cenderung proteksionis pun turut menjadi penyebab lambannya ekspor Indonesia.

"Dinamika perdagangan luar negeri apalagi akhir-akhir ini mereka cenderung proteksionis jadi lebih sulit negosiasinya. Tapi itu tidak buat kami surut, kami tetap yakin 2018 ada perjanjian multilateral yang bisa kita selesaikan selain bilateral," imbuh dia.

Politisi Partai Nasdem ini melanjutkan, Indonesia juga tidak banyak membuat perjanjian perdagangan dengan negara lain. Akibatnya, saat negara lain sudah bebas bea masuk untuk masuk ke sebuah negara, maka Indonesia masih terbebani dengan bea masuk.

"Negara tujuan itu mengalihkan impor mereka dari sisi mereka itu dari negara yang sudah bebas bea, sudah ada perjanjiannya, Vietnam begitu agresif, Malaysia begitu luar biasa dengan Thailand, dan sekarang nyusul Kamboja itu mereka membuka diri. Sedangkan kita sudah hampir 10 tahun baru satu Chili, kendala ini lah yang harus kita tembus," terangnya.

Oleh sebab itu, dia menilai bahwa pemerintah harus mengejar ketertinggalan melalui perjanjian kerja sama dengan negara lain. Saat ini, ada beberapa kerja sama yang sedang dimatangkan, di antaranya, India, Bangladesh, Korea, Jepang, Srilanka, Pakistan dan lainnya

"Dengan demikian sesuai arahan presiden kita akan dorong untuk ekspor sebagai ujung tombak. Jadi dengan demikian kunci keberhasilan peningkaran ekspor adalah pada saat kita lakukan perjanjian, karena kalau tidak negara itu akan lari ke produk negara yang lebih murah. Ini yang harus kita kejar, kalau bisa kita kejar di 2018 baru bisa kita nikmati di 2019," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6969 seconds (0.1#10.140)