Mandiri Capital Tekankan Pentingnya Investasi Digital Banking

Kamis, 22 Februari 2018 - 12:10 WIB
Mandiri Capital Tekankan...
Mandiri Capital Tekankan Pentingnya Investasi Digital Banking
A A A
JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) PT Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro menilai bahwa era digital yang sudah mulai berkembang di Indonesia perlu disikapi secara serius oleh industri perbankan di Tanah Air. Perbankan saat ini dinilai perlu menginvestasikan dana untuk memperbaiki infrastruktur yang mereka miliki dengan mengikuti perkembangan teknologi.

Dia mengatakan, saat ini transaksi nasabah yang dilakukan lewat mesin ATM mulai mengalami penurunan. Padahal, belasan tahun lalu perbankan berbondong-bondong menginvestasikan dana untuk membuat mesin Automatic Teller Machine (ATM) yang kemudian disebar ke seluruh pelosok di Tanah Air.

Meskipun membuat mesin ATM membutuhkan dana yang tidak sedikit, namun perbankan tetap melakukannya agar nasabah mereka tidak lari. Alasannya karena masyarakat kala itu mulai malas pergi ke bank untuk melakukan transaksi.

"Orang sudah malas ke branch, di Jakarta apalagi. Saya saja malas, padahal karyawan bank. Dari rumah macet ke branch, antri ke teller. Siapa sih yang mau kesana untuk transaksi dan pulang lagi. Oleh sebab itu, belasan tahun lalu bank bikin ATM. Karena orang sudah malas ke bank," katanya dalam acara diskusi bertajuk How To Get Investment from Investor di Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Dia menyebutkan, biaya yang dibutuhkan perbankan untuk membuat satu mesin ATM mencapai Rp19 juta. Ini mencakup pembelian mesin, biaya perawatan (maintenance), sewa tempat, hingga tenaga keamanan (satpam). Namun, pendapatan yang diperoleh perbankan dari setiap satu mesin ATM hanya sekitar Rp10 juta.

"Fee base income yang didapat dari 1 ATM itu kurang dari Rp10 juta. Jadi setiap ATM itu rugi. Tapi nggak punya pilihan, bank harus punya ATM kalau nggak nasabah akan lari. Serba salah juga," imbuh dia.

Saat ini, tren penggunaan mesin ATM mulai mengalami penurunan. Era digital membuat masyarakat kini mulai beralih menggunakan sistem mobile banking untuk setiap transaksi perbankannya.

"ATM tapi trennya makin lama makin turun, yang naik malah mobile banking grafiknya. So we have to invest in mobile. We have to start investing in startup. Ini reality. Branch, ATM turun, so we have to invest in mobile," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5215 seconds (0.1#10.140)