Chevron Tegaskan Komitmennya di Proyek IDD
A
A
A
JAKARTA - Chevron menegaskan komitmennya dalam mendukung pemerintah untuk mengembangkan sumber daya energi, baik di darat maupun lepas pantai.
Hal itu termasuk pengembangan lapangan gas laut dalam Indonesia atau Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). Tercatat, tahap pertama Proyek IDD, yakni pengembangan Lapangan Bangka, telah berproduksi sejak Agsutus 2016 dan menghasilkan 8 kargo gas alam cair (LNG) yang dikapalkan dari Terminal LNG Bontang, Kalimantan Timur.
Tahap kedua Proyek IDD, yaitu pengembangan Lapangan Gendalo-Gehem, memberikan peluang nyata untuk memaksimalkan nilai dari aset-aset gas laut dalam ini bagi seluruh pemangku kepentingan.
Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor mengatakan, studi dan konsep kelayakan pekerjaan keteknikan dan desain, atau pre-Front End Engineering and Design, atas proyek IDD yang telah dimulai pada Desember 2017, berjalan dengan baik. Optimalisasi konsep pengembangan dan dasar penyederhanaan rancangan menunjukkan pengembangan modal dan pengurangan biaya operasional yang signifikan.
"Kami berupaya untuk menyelesaikan studi-studi ini sesegera mungkin dan akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Inonesia untuk melanjutkan proyek strategis ini ke tahap selanjutnya," katanya melalui siaran pers, Senin (30/4/2018).
Chevron (sebagai operator) memegang 63% saham kepemilikan di Proyek IDD (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya, yaitu ENI, Tip Top, Pertamina Hulu Energi, dan par mitra Muara Bakau.
Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi terdepan di dunia dan melalui anak-anak perusahaan di Indonesia telah beroperasi di Indonesia selama 94 tahun. Dengan inovasi dan komitmen serta dan dedikasi tinggi, Chevron menjadi salah satu produsen minyak mentah terbesar di Indonesia.
"Dari lapangan-lapangan migas darat kami di Sumatera dan lapangan-lapangan migas lepas pantai di Kalimantan Timur, kami telah memproduksi lebih dar 13 miliar barel minyak untuk pemenuhan kebutuhan energi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia," paparnya.
Hal itu termasuk pengembangan lapangan gas laut dalam Indonesia atau Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). Tercatat, tahap pertama Proyek IDD, yakni pengembangan Lapangan Bangka, telah berproduksi sejak Agsutus 2016 dan menghasilkan 8 kargo gas alam cair (LNG) yang dikapalkan dari Terminal LNG Bontang, Kalimantan Timur.
Tahap kedua Proyek IDD, yaitu pengembangan Lapangan Gendalo-Gehem, memberikan peluang nyata untuk memaksimalkan nilai dari aset-aset gas laut dalam ini bagi seluruh pemangku kepentingan.
Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor mengatakan, studi dan konsep kelayakan pekerjaan keteknikan dan desain, atau pre-Front End Engineering and Design, atas proyek IDD yang telah dimulai pada Desember 2017, berjalan dengan baik. Optimalisasi konsep pengembangan dan dasar penyederhanaan rancangan menunjukkan pengembangan modal dan pengurangan biaya operasional yang signifikan.
"Kami berupaya untuk menyelesaikan studi-studi ini sesegera mungkin dan akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Inonesia untuk melanjutkan proyek strategis ini ke tahap selanjutnya," katanya melalui siaran pers, Senin (30/4/2018).
Chevron (sebagai operator) memegang 63% saham kepemilikan di Proyek IDD (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya, yaitu ENI, Tip Top, Pertamina Hulu Energi, dan par mitra Muara Bakau.
Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi terdepan di dunia dan melalui anak-anak perusahaan di Indonesia telah beroperasi di Indonesia selama 94 tahun. Dengan inovasi dan komitmen serta dan dedikasi tinggi, Chevron menjadi salah satu produsen minyak mentah terbesar di Indonesia.
"Dari lapangan-lapangan migas darat kami di Sumatera dan lapangan-lapangan migas lepas pantai di Kalimantan Timur, kami telah memproduksi lebih dar 13 miliar barel minyak untuk pemenuhan kebutuhan energi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia," paparnya.
(fjo)