Sri Mulyani: Coba Bikin Film Tentang Sejarah Kemenkeu
A
A
A
JAKARTA - Berbeda dengan kesehariannya, hari ini Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati didapuk menjadi pembicara di Youth X Public Figure. Dalam acara talkshow ini, Sri Mulyani ditemani aktor Reza Rahardian serta sejumlah figur muda lainnya yang ingin tahu lebih banyak mengenai perkembangan perekonomian Indonesia.
Menanggapi keingintahuan publik, Sri Mulyani pun melontarkan ide kreatif, yakni agar dibuatkan film biopik mengenai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan sepak terjang para tokohnya dalam membangun dan mengelola perekonomian Indonesia. Sri mencontohkan, film tersebut dapat mengangkat cerita mengenai Ali Wardhana, ekonom, mantan menteri, serta pejabat menteri keuangan terlama (tahun 1968-1983) di Indonesia.
"Kalau bisa dibikin film tentang APBN, mengenai kinerja menteri keuangan. Misalnya, mengenai Pak Ali Wardhana yang menjadi menteri keuangan yang sangat berpengaruh," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Sabtu (12/5/2018).
Sri Mulyani pun bercerota bagaimana sosok Ali Wardhana menginspirasinya dalam melakukan reformasi di tubuh Kementerian Keuangan, khususnya di Direktorat Bea dan Cukai. Ali yang pernah membubarkan Bea Cukai, kata Sri, membuat dirinya mampu bertindak tegas dengan memberi opsi pembubaran Bea Cukai jika tak ada keinginan untuk melakukan reformasi di dalamnya.
"Saya bilang sama orang-orang Bea Cukai, kamu pernah dibubarkan dan saya punya opsi bisa bubarkan (lagi) dan saya tawarkan kamu mau tantangan atau dibubarkan. Mereka minta tantangan, dan kesempatan saya berikan. Dari situlah saya bisa mengatur kinerja Bea dan Cukai," tuturnya.
Sri menambahkan, dengan dibuatkan film, dia berharap lebih banyak kaum muda yang terinspirasi untuk berkiprah di bidang ekonomi, dan khususnya mengabdi kepada negara melalui Kementerian Keuangan. "Saya suka history. Siapa tahu di sini ada yang tertarik dan nanti bisa menjadi menteri keuangan," ujarnya.
Dia yakin, dengan perkembangan dunia film di Indonesia saat ini, ide tersebut bisa saja diwujudkan. Jika dibuat dengan kreatif oleh generasi muda berbakat saat ini, Sri yakin Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bisa menyediakan anggaran untuk film tersebut.
"Bisalah, Bekraf, anggarannya Rp1 triliun. Karena sejarah Kementerian Keuangan adalah sejarah Indonesia," tegasnya.
Menanggapi keingintahuan publik, Sri Mulyani pun melontarkan ide kreatif, yakni agar dibuatkan film biopik mengenai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan sepak terjang para tokohnya dalam membangun dan mengelola perekonomian Indonesia. Sri mencontohkan, film tersebut dapat mengangkat cerita mengenai Ali Wardhana, ekonom, mantan menteri, serta pejabat menteri keuangan terlama (tahun 1968-1983) di Indonesia.
"Kalau bisa dibikin film tentang APBN, mengenai kinerja menteri keuangan. Misalnya, mengenai Pak Ali Wardhana yang menjadi menteri keuangan yang sangat berpengaruh," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Sabtu (12/5/2018).
Sri Mulyani pun bercerota bagaimana sosok Ali Wardhana menginspirasinya dalam melakukan reformasi di tubuh Kementerian Keuangan, khususnya di Direktorat Bea dan Cukai. Ali yang pernah membubarkan Bea Cukai, kata Sri, membuat dirinya mampu bertindak tegas dengan memberi opsi pembubaran Bea Cukai jika tak ada keinginan untuk melakukan reformasi di dalamnya.
"Saya bilang sama orang-orang Bea Cukai, kamu pernah dibubarkan dan saya punya opsi bisa bubarkan (lagi) dan saya tawarkan kamu mau tantangan atau dibubarkan. Mereka minta tantangan, dan kesempatan saya berikan. Dari situlah saya bisa mengatur kinerja Bea dan Cukai," tuturnya.
Sri menambahkan, dengan dibuatkan film, dia berharap lebih banyak kaum muda yang terinspirasi untuk berkiprah di bidang ekonomi, dan khususnya mengabdi kepada negara melalui Kementerian Keuangan. "Saya suka history. Siapa tahu di sini ada yang tertarik dan nanti bisa menjadi menteri keuangan," ujarnya.
Dia yakin, dengan perkembangan dunia film di Indonesia saat ini, ide tersebut bisa saja diwujudkan. Jika dibuat dengan kreatif oleh generasi muda berbakat saat ini, Sri yakin Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bisa menyediakan anggaran untuk film tersebut.
"Bisalah, Bekraf, anggarannya Rp1 triliun. Karena sejarah Kementerian Keuangan adalah sejarah Indonesia," tegasnya.
(fjo)