Dolar AS Menguat Seiring Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed
A
A
A
NEW YORK - Dolar Amerika Serikat menguat terhadap enam mata uang utama, seiring harapan yang luas agar bank sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga pada hari ini. The Fed akan menggelar rapat pertemuan kuartalan pada Rabu (13/6/2018), dengan agenda pengumuman kenaikan suku bunga setelah data ekonomi AS yang solid.
Mengutip CNBC, pertumbuhan ekonomi AS diprediksi di atas 3% pada kuartal kedua tahun ini. Angka ini merujuk dari perkiraan pertumbuhan PDB dari perkiraan median saat ini sebesar 2,7%. Dan angka pengangguran sebesar 3,8%, level terendah sejak 1969. Inflasi inti diperkirakan 1,9% pada tahun ini.
Melansir Wall Street Journal, Ketua The Fed Jerome Powell dilaporkan sedang mempertimbangkan rencana kenaikan suku bunga. Kenaikan sangat diharapkan untuk mendukung dolar AS dan pasar saham dalam melanjutkan reli.
Pasar uang pun sedang menunggu langkah tiga bank sentral utama dunia, The Fed, European Central Bank, dan Bank of Japan, dimana ketiganya menghelat pertemuan pada pekan ini. Mengutip dari CNBC, Rabu (13/6), investor sedang fokus menunggu panduan dari ketiga bank tadi.
Federal Reserve mengadakan pertemuan dua hari, yang dimulai pada hari ini dan diprediksi menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya pada tahun ini. Dan fokus investor ialah apakah bank sentral akan mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2018.
Sementara, bank sentral Eropa akan bertemu pada 14 Juni, dengan salah satu agenda melepas program pembelian obligasi secara besar-besaran. Dan Bank of Japan akan bertemu dari 14-15 Juni ini.
“Investor kini sedang penuh semangat menunggu hasil The Fed, ECB dan BOJ. Investor enggan melakukan banyak hal untuk menunggu mereka,” kata Gregory Anderson, kepala strategi mata uang global di BMO Capital Markets di New York.
Seiring dengan rencana kenaikan suku bunga The Fed, indeks USD naik 0,22% terhadap enam mata uang utama menjadi 93,79. Alhasil, dolar AS lebih tinggi 0,25% terhadap yen Jepang menjadi 110,30 yen. Dolar telah menguat hampir tiga minggu terhadap yen. Dan euro melemah 0,25% menjadi USD1,1753 per EUR.
Mengutip CNBC, pertumbuhan ekonomi AS diprediksi di atas 3% pada kuartal kedua tahun ini. Angka ini merujuk dari perkiraan pertumbuhan PDB dari perkiraan median saat ini sebesar 2,7%. Dan angka pengangguran sebesar 3,8%, level terendah sejak 1969. Inflasi inti diperkirakan 1,9% pada tahun ini.
Melansir Wall Street Journal, Ketua The Fed Jerome Powell dilaporkan sedang mempertimbangkan rencana kenaikan suku bunga. Kenaikan sangat diharapkan untuk mendukung dolar AS dan pasar saham dalam melanjutkan reli.
Pasar uang pun sedang menunggu langkah tiga bank sentral utama dunia, The Fed, European Central Bank, dan Bank of Japan, dimana ketiganya menghelat pertemuan pada pekan ini. Mengutip dari CNBC, Rabu (13/6), investor sedang fokus menunggu panduan dari ketiga bank tadi.
Federal Reserve mengadakan pertemuan dua hari, yang dimulai pada hari ini dan diprediksi menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya pada tahun ini. Dan fokus investor ialah apakah bank sentral akan mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2018.
Sementara, bank sentral Eropa akan bertemu pada 14 Juni, dengan salah satu agenda melepas program pembelian obligasi secara besar-besaran. Dan Bank of Japan akan bertemu dari 14-15 Juni ini.
“Investor kini sedang penuh semangat menunggu hasil The Fed, ECB dan BOJ. Investor enggan melakukan banyak hal untuk menunggu mereka,” kata Gregory Anderson, kepala strategi mata uang global di BMO Capital Markets di New York.
Seiring dengan rencana kenaikan suku bunga The Fed, indeks USD naik 0,22% terhadap enam mata uang utama menjadi 93,79. Alhasil, dolar AS lebih tinggi 0,25% terhadap yen Jepang menjadi 110,30 yen. Dolar telah menguat hampir tiga minggu terhadap yen. Dan euro melemah 0,25% menjadi USD1,1753 per EUR.
(ven)