Pemerataan Rasio Elektrifikasi Akan Dipusatkan ke Daerah 3T

Minggu, 26 Agustus 2018 - 19:02 WIB
Pemerataan Rasio Elektrifikasi...
Pemerataan Rasio Elektrifikasi Akan Dipusatkan ke Daerah 3T
A A A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bertekad untuk memenuhi kebutuhan listrik secara merata bagi masyarakat di seluruh penjuru Nusantara. Untuk itu, pemerataan rasio elektrifikasi akan dipusatkan ke daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Hingga akhir Juni 2018, angka pemerataan kelistrikan nasional yang tercermin dalam rasio elektrifikasi tercatat telah mencapai angka 97,13%. Capaian ini hampir menyamai target rasio elektrifikasi dari pemerintah hingga akhir tahun 2019 yang sebesar 97,5% dengan komposisi PLN 94,5%, non-PLN 2,36% dan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) 0,12%.

Karena itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan meningkatkan target rasio elektrifikasi menjadi sebesar 99,9% dari target yang sebelumnya hanya 97,5% dengan fokus pada daerah 3T.

"Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) rasio eletrifikasi sebesar 97,5% di akhir tahun 2019, tapi saya sudah bicara dengan Dirjen Ketenagalistrikan dan juga PLN, saya katakan saya sangat tidak puas kalau di akhir masa pemerintahan ini, di akhir masa tugas saya itu rasio elektrifikasi mencapai 97,5%. Sekarang sudah dikejar mencapai 97,13%," ungkap Jonan seperti dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Minggu (26/8/2018).

Untuk mencapai tujuan tersebut, jelas dia, pemerintah terus meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit. Tercatat hingga semester I/2018, kapasitas terpasang sudah mencapai 62 Giga Watt (GW) atau meningkat 7 GW dalam tiga tahun terakhir.

Mengenai program 35.000 MW, per Juni 2018, tercatat sebanyak2.278 MW atau sekitar 6% sudah beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD). Selanjutnya, 16.523 MW (47%) memasuki tahap konstruksi, kontrak/PPA belum kontrak 13.481 (38%), pengadaan 2.130 MW (6%) dan dalam tahap perencanaan sebesar 1.007 (3%) MW.

Sementara, konsumsi listrik tercatat sebesar 1.034 kWh per kapita atau meningkat dibandingkan empat tahun terakhir, yaitu 2017 (1.012 kWh/kapita), 2016 (956 kWh/kapita), 2015 (918 kWh/kapita) dan 2014 (878 kWh/kapita). Pemerintah menargetkan tahun ini konsumsi listrik masyarakat akan meningkat mencapai 1.129 kWh per kapita.

Pada kurun 2017-2018, untuk pertama kalinya Indonesia menembus angka konsumsi listrik di atas 1.000 kWh per kapita. Kenaikan ini diklaim menjadi sinyal positif bagi tumbuhnya perekonomian nasional.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2394 seconds (0.1#10.140)