Indonesia Eximbank Bantu Eksportir Tembus Pasar Global di Era Digitalisasi

Selasa, 09 Oktober 2018 - 14:37 WIB
Indonesia Eximbank Bantu...
Indonesia Eximbank Bantu Eksportir Tembus Pasar Global di Era Digitalisasi
A A A
BALI - Dalam rangkaian kegiatan IMF-World Bank Annual Meetings 2018, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank berkesempatan menyelenggarakan diskusi panel dengan tema “The Perfect Time to Enhance Emerging Economies’ Cooperation on Trade”. Diskusi panel ini terbagi menjadi dua sesi yang membahas tema besar yaitu perekonomian dan perdagangan global.

Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Sinthya Roesly menyampaikan, bahwa diskusi panel ini bertujuan untuk mendapatkan pandangan dari panelis yang merupakan ahli di bidang terakit, seperti Pemerintah, Bank Sentral, Eximbank, serta Institusi Keuangan untuk mengeksplorasi beberapa poin terkait cara memperkuat daya saing UKM berorientasi ekspor dalam e-commerce global.

"Selain itu, fokus dari diskusi panel ini adalah menciptakan strategi, memberikan dukungan, dan meningkatkan kesiapan untuk para pelaku usaha berorientasi ekspor dalam memasuki e-commerce global," ujar Sinthya Roesly lewat keterangan resmi, Selasa (9/10/2018).

Total penjualan tahunan berbasis e-commerce dari beberapa negara berkembang yang meliputi Brazil, India, Tiongkok, Meksiko, Rusia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Turki termasuk Indonesia diperkirakan akan mencapai USD3,5 triliun di tahun 2018. Berdasarkan data statistik (Credit Suisse’s report), 50% dari populasi di negara berkembang memilih untuk berbelanja melalui platform online. Hal ini memberikan dampak bagi perusahaan yang bergerak di bidang ritel, keuangan, dan teknologi.

Melihat peluang dan potensi tersebut, salah satu bentuk dukungan Indonesia Eximbank di tahun 2018 yakni dengan menginisiasi suatu program untuk membantu para pelaku usaha berorientasi ekspor/eksportir, yaitu Digital Handholding Program (DHP). Lebih lanjut Sinthya menerangkan, bahwa yang dilakukan Indonesia Eximbank melalui DHP diharapkan dapat membantu pelaku UMKM berorientasi ekspor untuk meningkatkan daya saing produk unggulannya di pasar global.

Hal tersebut diterangkan melalui pendampingan, pemberian fasilitas, dan pelatihan yang diberikan secara berkesinambungan. Sehingga pelaku UMKM ekspor Indonesia akan mampu memasarkan, memperluas akses pasar, serta mempromosikan produknya di pasar global. Sambung dia juga menekankan pentingnya Kerja Sama Selatan-Selatan ditandai dengan adanya ketegangan perdagangan dan ketidakstabilan pasar keuangan global.

Pasar yang sedang berkembang mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan berjalannya waktu sehingga Perdagangan Selatan-Selatan (perdagangan antar negara berkembang) menjadi sangat penting. Pada dekade terakhir, terlihat peningkatan volume perdagangan internasional serta perjanjian perdagangan.

Dengan ketidakpastian pertumbuhan risiko dari hal-hal tidak terduga terkait pasar keuangan global, perjanjian perdagangan menjadi hal yang penting. Adanya perjanjian perdagangan mempengaruhi penurunan tarif maupun non-tarif antar negara yang berpartisipasi dengan produk yang beragam.

Pembahasan inti dari diskusi panel sesi kedua yakni ketegangan perdagangan dan ketidakpastian dalam perang tarif serta dampak dan konsekuensinya terhadap pasar berkembang. Adanya peningkatan signifikan terhadap tarif impor, semakin menekan volume perdagangan internasional dan kinerja ekspor. Selain itu, tingginya ketergantungan terhadap mata uang dolar, akan membebani pembiayaan eksportir.

Adanya prokteksi dalam perdagangan disebutkan dapat mengurangi akses pasar ke negara-negara maju. Dengan begitu, persaingan yang terjadi di pasar ekspor akan semakin sengit karena para eksportir perlu melakukan pengalihan ekspor dari pasar Amerika.

Kondisi ini menunjukkan pentingnya Kerja Sama Selatan-Selatan, terutama untuk menciptakan respon serta strategi yang potensial untuk mengatasi situasi yang terjadi. Selaras dengan salah satu tujuan dari diselenggarakannya Kerja Sama Selatan-Selatan yaitu untuk membuka peluang serta penetrasi pasar.

“Untuk melakukan penetrasi pasar, LPEI dukung pembiayaan ke negara-negara di kawasan Afrika dan ini sejalan dengan Penugasan Khusus yang diberikan Pemerintah melalui KMK No.787/KMK.08/2017,” ujar Direktur Pelaksana I LPEI Dwi Wahyudi.

Dengan diselenggarakannya diskusi panel ini diharapkan akan tercipta strategi serta solusi untuk menghadapi dan mengatasi isu-isu internasional khususnya yang berkaitan dengan perekonomian dan perdagangan global. Indonesia Eximbank selalu siap untuk memajukan perekonomian Indonesia di cakupan internasional dengan meningkatkan pelaku usaha berorientasi ekspor yang siap bersaing di pasar global.

Sebagai informasi prioritas pembiayaan LPEI yakni mempertahankan kemampuan industri padat karya, menumbuhkan multiplier effects ekonomi rakyat, dan mengembangkan chanelling produk Indonesia di pasar ekspor. Kinerja LPEI per Agustus 2018 dapat dilihat dari pencapaian asset sebesar Rp117,27 triliun dan aspek pembiayaan ekspor mencapai Rp106,89 triliun atau tumbuh 9,7% (yoy), penjaminan Rp11,50 triliun tumbuh 29,8% dan asuransi Rp12,37 triliun yang berarti tumbuh 16,4%.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1574 seconds (0.1#10.140)