Impor 30% Bahan Baku Jadi Sorotan di Industri Fashion
A
A
A
JAKARTA - Tingginya kebutuhan impor bahan baku untuk produk pakaian yang mencapai 30%, berpotensi menghambat upaya Indonesia untuk menjadi kiblat fashion muslim dunia di tahun 2020, mendatang. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih menerangkan, impor karena beberapa bahan belum ada di dalam negeri.
"Masih banyak bahan baku yang impor soalnya di proses produksi itu 30%, karena kita punya tekstil itu poliester dan rayon. Sisanya impor, bahkan rayon sebagian masih impor karena kapasitas dalam negeri enggak mencukupi," ujar Gati di Jakarta, Selasa (16/10/2018).(Baca Juga: Konsumsi Fashion Muslim USD13,5 Miliar, RI Bidik Jadi Kiblat DuniaBahkan lebih lanjut, terang dia hingga saat ini Indonesia masih mengimpor kapas dari negara maju yang diantaranya Turki dan Amerika Serikat. "Kalau bahan kapas kita impor dari Amerika, dari Turki, Australia serta sebagian wool. Ditambah bahan baku anti crayon impor dari Thailand," jelasnya.
Di tengah kebutuhan impor yang masih tinggi untuk industri fashion, Kemenperin terus mendorong peningkatan ekspor produk fashion dan telah menyiapkan road map untuk mewujudkannya. Hal ini dalam upaya mengimbangi impor, demi memperbaiki neraca dagang Indonesia yang kerap defisit. "Ya kerjanya mereka. Kalau enggak sama-sama kita enggak bisa," tandasnya
"Masih banyak bahan baku yang impor soalnya di proses produksi itu 30%, karena kita punya tekstil itu poliester dan rayon. Sisanya impor, bahkan rayon sebagian masih impor karena kapasitas dalam negeri enggak mencukupi," ujar Gati di Jakarta, Selasa (16/10/2018).(Baca Juga: Konsumsi Fashion Muslim USD13,5 Miliar, RI Bidik Jadi Kiblat DuniaBahkan lebih lanjut, terang dia hingga saat ini Indonesia masih mengimpor kapas dari negara maju yang diantaranya Turki dan Amerika Serikat. "Kalau bahan kapas kita impor dari Amerika, dari Turki, Australia serta sebagian wool. Ditambah bahan baku anti crayon impor dari Thailand," jelasnya.
Di tengah kebutuhan impor yang masih tinggi untuk industri fashion, Kemenperin terus mendorong peningkatan ekspor produk fashion dan telah menyiapkan road map untuk mewujudkannya. Hal ini dalam upaya mengimbangi impor, demi memperbaiki neraca dagang Indonesia yang kerap defisit. "Ya kerjanya mereka. Kalau enggak sama-sama kita enggak bisa," tandasnya
(akr)