Defisit Neraca Perdagangan Bakal Berdampak Terhadap Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia periode Oktober 2018. Pada periode tersebut neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sekitar USD1,82 miliar.
Melihat hal ini, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan defist neraca perdagangan ini bakal berdampak pada nilai tukar rupiah.
"Ini karena harga minyak tidak turun jadi membuat neraca perdagangan defisit sehingga nilai tukar kita akan berdampak pada dolar AS nantinya," ujar Enny Sri Hartati di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Sebagai informasi, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, total nilai ekspor kita pada periode Oktober 2018 sebesar USD15,8 miliar atau naik 5,87% dibanding September 2018. Sedangkan total nilai impor pada periode tersebut USD17,62 miliar atau naik 20,60% dibanding September 2018.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari hingga Oktober 2018 mengalami defisit sebesar USD5,51 miliar. Menurutnya, defisit ini cukup dalam disebabkan karena defisit transaksi migas sebesar USD10,7 miliar.
Melihat hal ini, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan defist neraca perdagangan ini bakal berdampak pada nilai tukar rupiah.
"Ini karena harga minyak tidak turun jadi membuat neraca perdagangan defisit sehingga nilai tukar kita akan berdampak pada dolar AS nantinya," ujar Enny Sri Hartati di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Sebagai informasi, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, total nilai ekspor kita pada periode Oktober 2018 sebesar USD15,8 miliar atau naik 5,87% dibanding September 2018. Sedangkan total nilai impor pada periode tersebut USD17,62 miliar atau naik 20,60% dibanding September 2018.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari hingga Oktober 2018 mengalami defisit sebesar USD5,51 miliar. Menurutnya, defisit ini cukup dalam disebabkan karena defisit transaksi migas sebesar USD10,7 miliar.
(ven)