Harga WTI Rebound Ditengah Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah pada perdagangan Rabu (26/12/2018) rebound setelah pada sesi sebelumnya turun tajam. Sebelum libur Natal, harga minyak jatuh ke level terendah sejak Juni 2017. Kembali naiknya harga minyak menambah kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 35 sen atau 0,82% ke level USD42,88 per barel pada pukul 01:52 GMT. Pada penutupan akhir pekan lalu, harga WTI merosot hingga USD42,53 per barel, level terendah sejak Juni 2017.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent International turun 16 sen atau 0,32% ke level USD50,31 per barel, setelah terjatuh 6,2% pada sesi sebelumnya menjadi USD50,47 per barel, terlemah sejak Agustus 2017.
Saat bersamaan, pasar keuangan berada di bawah tekanan akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global, ditengah suku bunga AS yang lebih tinggi dan masih adanya sengketa perdagangan AS dengan China.
"Reboundnya harga WTI menarik minat beli di pasar minyak sehingga membuat bursa berjangka AS diperdagangkan sedikit lebih tinggi pada hari ini," ulas Stephen Innes, kepala perdagangan bursa berjangka untuk Asia Pasifik di Oanda, Singapura.
Tetapi Innes menambahkan, harga minyak yang rebound ini masih bisa turun drastis lagi karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Kecuali bila Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bisa memaksakan untuk memotong produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari depan.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 35 sen atau 0,82% ke level USD42,88 per barel pada pukul 01:52 GMT. Pada penutupan akhir pekan lalu, harga WTI merosot hingga USD42,53 per barel, level terendah sejak Juni 2017.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent International turun 16 sen atau 0,32% ke level USD50,31 per barel, setelah terjatuh 6,2% pada sesi sebelumnya menjadi USD50,47 per barel, terlemah sejak Agustus 2017.
Saat bersamaan, pasar keuangan berada di bawah tekanan akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global, ditengah suku bunga AS yang lebih tinggi dan masih adanya sengketa perdagangan AS dengan China.
"Reboundnya harga WTI menarik minat beli di pasar minyak sehingga membuat bursa berjangka AS diperdagangkan sedikit lebih tinggi pada hari ini," ulas Stephen Innes, kepala perdagangan bursa berjangka untuk Asia Pasifik di Oanda, Singapura.
Tetapi Innes menambahkan, harga minyak yang rebound ini masih bisa turun drastis lagi karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Kecuali bila Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bisa memaksakan untuk memotong produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari depan.
(ven)