"Ekspor kita naik 29,7% selama 2016 sampai 2018. Ekspor yang naik diantaranya sawit, kakao, karet dan kopi," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2019 di Jakarta, kemarin.
Dia menyebutkan sejumlah komoditas yang mengalami peningkatan ekspor selama 2014-2017, antara lain kelapa sawit 22,5%, karet 21,3%, kelapa 14,8%, dan kopi 28,6%.
Selain ekspor, inflasi pangan menurun sebesar 88,1% selama 2014-2017 dari 10,57% menjadi 1,26% yang merupakan pertama dalam sejarah di Indonesia. Menurut dia, prestasi ini menunjukkan bahwa produksi pangan meningkat.
Baca Juga:
Selain itu, nilai investasi pertanian juga tumbuh 110,2% selama 2013-2018 dengan total investasi mencapai Rp270,1 triliun.
Menurut Amran dipengaruhi oleh adanya 291 Permentan (Peraturan Menteri Pertanian) yang dicabut karena dianggap menghambat investasi. “PDB pertanian meningkat 47,2% dari Rp994,8 triliun pada 2013 menjadi Rp1.463,9 triliun pada 2018 dengan total akumulasi kenaikan Rp1.375,2 triliun selama 2013-2018 atau lebih dari separuh dari Belanja Negara pada APBN 2018,” ujarnya.
Kementan juga mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat 0,22% dari 102,03 pada 2014 menjadi 102,25 pada 2018 dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) meningkat 5,39% dari 106,05 pada 2014 menjadi 111,77 pada 2018. Hal ini mengindikasikan daya beli petani naik dan kesejahteraan petani semakin meningkat.
“Jumlah penduduk miskin di perdesaan menurun 10,87% dari 17,74 juta jiwa pada Maret 2013 menjadi 15,81 juta jiwa pada Maret 2018 yang menunjukkan andil besar pembangunan pertanian dalam menekan kemiskinan di perdesaan,” paparnya.