BUMN Dituding Merugi, Jokowi: Kalau Bicara Pakai Data
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi atas kritikan sejumlah pihak yang menyebutkan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) banyak yang rontok, atau bahkan cenderung sudah bangkrut. Presiden meminta agar pihak-pihak yang menyebut sejumlah BUMN rontok bisa menunjukkan datanya.
“Kalau kita bicara ya yang penting satu, pakai data, berbicara itu pakai data,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Presiden juga meminta kepada pihak-pihak tersebut termasuk masyarakat agar tidak pesimis melihat sesuatu. "Jangan pesimis lah. Kalau ada yang belum baik, ya, banyak yang belum baik. Tapi kita harus optimis, kita perbaiki, kita perbaiki. Itu tugas kita,” tegasnya.
Sementara itu sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menandakan tidak ada perusahaan negara yang dhuafa alias yang lemah. Meski begitu, Ia mengakui ada beberapa perusahaan BUMN yang memiliki aset tidak terlalu banyak dan tidak terlalu produktif.
Untuk itu, menurut Rini, Kementerian BUMN siap membimbing dan memantau perusahaan-perusahaan milik negara yang tidak produktuf tersebut. "Kami akan terus memantau kinerja perusahaan BUMN agar lebih maksimal. Agar bisa melanjutkan komitmen BUMN dalam bersinergi meningkatkan ekonomi Indonesia," ujarnya kemarin.
“Kalau kita bicara ya yang penting satu, pakai data, berbicara itu pakai data,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Presiden juga meminta kepada pihak-pihak tersebut termasuk masyarakat agar tidak pesimis melihat sesuatu. "Jangan pesimis lah. Kalau ada yang belum baik, ya, banyak yang belum baik. Tapi kita harus optimis, kita perbaiki, kita perbaiki. Itu tugas kita,” tegasnya.
Sementara itu sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menandakan tidak ada perusahaan negara yang dhuafa alias yang lemah. Meski begitu, Ia mengakui ada beberapa perusahaan BUMN yang memiliki aset tidak terlalu banyak dan tidak terlalu produktif.
Untuk itu, menurut Rini, Kementerian BUMN siap membimbing dan memantau perusahaan-perusahaan milik negara yang tidak produktuf tersebut. "Kami akan terus memantau kinerja perusahaan BUMN agar lebih maksimal. Agar bisa melanjutkan komitmen BUMN dalam bersinergi meningkatkan ekonomi Indonesia," ujarnya kemarin.
(akr)