Pengusaha Ingatkan Kebutuhan Jagung Makin Meningkat Perlu Diantisipasi
A
A
A
JAKARTA - Memasuki musim panen, suplai jagung ke pabrik pakan memang mulai tidak terkendala. Sebelumnya disebutkan harga jagung sudah jauh turun. Namun, jika membandingkan dengan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya, harga jagung masih terbilang tinggi di angka Rp4.800-an per kilogram.
Pengusaha mengingatkan pemerintah, kebutuhan jagung yang juga meningkat agar diantisipasi. “Kalau di Jawa Timur, masih sekitar Rp4.800. Belum sampai kata Pak Amran itu Rp3 ribuan, belum adalah,” ujar Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman kepada wartawan di Jakarta.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, harga kisaran jagung pakan Rp4.800 per kilogram masih termasuk tinggi. Pasalnya, dalam kondisi normal ketika mulai panen saat ini, harga jagung yang sampai ke tingkat pabrik pakan bisa Rp3.500 per kilogram.
“Kalaupun di tingkat petani, acuannya Rp3.150 per kilogram. Normal tinggilah. Itu kan harganya sudah mempertimbangkan keuntungan petani dan kewajaran penerimaan pabrik pakan,” tukasnya.
Sudirman pun mengingatkan akan naiknya kebutuhan jagung yang diperlukan untuk pakan pada tahun ini. Di mana diproyeksikan kebutuhan pakan mencapai 20 juta hingga akhir 2019. Artinya, kebutuhan jagung sebagai bahan baku yang diperlukan mencapai 10 juta ton. Naik 17,65% dibandingkan kebutuhan tahun lalu.
“Kalau jagungnya ada ya. Butuhnya 10 juta ton,” ujarnya. Masalahnya saat ini Sudirman melihat, petani telanjur diiming-imingi harga tinggi sehingga membuat harga ke tingkat pabrik pakan pun menjadi melonjak.
Mengenai jagung yang mulai panen, menurutnya bukan sesuatu yang luar biasa. Dikarenakan memang dari waktu ke waktu, kisaran Maret hingga Mei memang merupakan masa-masa panen komoditas ini.
Justru yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah suplai jagung di masa kritik pada kisaran November sampai Januari. Ini mesti diantisipasi karena pada periode tersebut, relatif jagung menjadi langka. Bulog pun diminta membantu menyerap jagung saat masa panen agar bisa menjadi penopang suplai ketika masa kritis tiba.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan, masa panen raya jagung akan tiba di kisaran bulan Maret dan April. Saat ini pun, panen-panen kecil mulai terlihat sehingga menyebabkan harga jagung pakan kian terjangkau. Ia mengklaim, harga jagung sudah menyentuh angka Rp3.300-3.400 di lapangan.
“Ini kita harus antisipasi jangan sampai anjlok sehingga petani merugi. Kita inginkan petani tetap untung, peternak mendapat harga pakan baik, pengusahanya juga untung,” tuturnya kepada wartawan di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (20/2).
Panen cukup besar khususnya didapati di kisaran Jawa Timur. Dengan ketersediaan ini, Amran kembali menyatakan, penurunan harga jagung pakan telah mencapai lebih dari Rp1.000 tiap kilogramnya. “Dulu Rp4.000-4.500 rupiah di lapangan. Sekarang sudah turun Rp1.000. Ini harus diantisipasi penurunannya jangan sampai tambah tajam,” tegasnya lagi
Pengusaha mengingatkan pemerintah, kebutuhan jagung yang juga meningkat agar diantisipasi. “Kalau di Jawa Timur, masih sekitar Rp4.800. Belum sampai kata Pak Amran itu Rp3 ribuan, belum adalah,” ujar Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman kepada wartawan di Jakarta.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, harga kisaran jagung pakan Rp4.800 per kilogram masih termasuk tinggi. Pasalnya, dalam kondisi normal ketika mulai panen saat ini, harga jagung yang sampai ke tingkat pabrik pakan bisa Rp3.500 per kilogram.
“Kalaupun di tingkat petani, acuannya Rp3.150 per kilogram. Normal tinggilah. Itu kan harganya sudah mempertimbangkan keuntungan petani dan kewajaran penerimaan pabrik pakan,” tukasnya.
Sudirman pun mengingatkan akan naiknya kebutuhan jagung yang diperlukan untuk pakan pada tahun ini. Di mana diproyeksikan kebutuhan pakan mencapai 20 juta hingga akhir 2019. Artinya, kebutuhan jagung sebagai bahan baku yang diperlukan mencapai 10 juta ton. Naik 17,65% dibandingkan kebutuhan tahun lalu.
“Kalau jagungnya ada ya. Butuhnya 10 juta ton,” ujarnya. Masalahnya saat ini Sudirman melihat, petani telanjur diiming-imingi harga tinggi sehingga membuat harga ke tingkat pabrik pakan pun menjadi melonjak.
Mengenai jagung yang mulai panen, menurutnya bukan sesuatu yang luar biasa. Dikarenakan memang dari waktu ke waktu, kisaran Maret hingga Mei memang merupakan masa-masa panen komoditas ini.
Justru yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah suplai jagung di masa kritik pada kisaran November sampai Januari. Ini mesti diantisipasi karena pada periode tersebut, relatif jagung menjadi langka. Bulog pun diminta membantu menyerap jagung saat masa panen agar bisa menjadi penopang suplai ketika masa kritis tiba.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan, masa panen raya jagung akan tiba di kisaran bulan Maret dan April. Saat ini pun, panen-panen kecil mulai terlihat sehingga menyebabkan harga jagung pakan kian terjangkau. Ia mengklaim, harga jagung sudah menyentuh angka Rp3.300-3.400 di lapangan.
“Ini kita harus antisipasi jangan sampai anjlok sehingga petani merugi. Kita inginkan petani tetap untung, peternak mendapat harga pakan baik, pengusahanya juga untung,” tuturnya kepada wartawan di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (20/2).
Panen cukup besar khususnya didapati di kisaran Jawa Timur. Dengan ketersediaan ini, Amran kembali menyatakan, penurunan harga jagung pakan telah mencapai lebih dari Rp1.000 tiap kilogramnya. “Dulu Rp4.000-4.500 rupiah di lapangan. Sekarang sudah turun Rp1.000. Ini harus diantisipasi penurunannya jangan sampai tambah tajam,” tegasnya lagi
(akr)