BKPM Sempat Kecolongan Investasi Asing Masuk ke Startup Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengaku sempat tidak mengetahui kucuran besar dana asing yang masuk ke perusahaan rintisan atau startup di Indonesia pada awalnya. Meski begitu Ia juga menegaskan partisipasi modal domestik tidak kalah besar dari dana Asing.
Tom Lembong -sapaan akrab Kepala BKPM- mengungkap bahwa pemerintah mulai menyadari derasnya arus modal ke startup unicorn sejak tiga tahun lalu, yang kala itu tiba-tiba pemberitaan mulai bermunculan. "Tiba-tiba mucnul banyak soal fund raising. Jumlahnya gede juga, tapi kok di BKPM tidak ada datanya ya?," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Sambung dia menilai para pendiri startup yang datang dari kalangan anak muda, menjadi satu alasan mereka tak sadar adanya prosedur pendaftaran di BKPM. Selain itu pertumbuhan unicorn, sebutan untuk startup yang memiliki valuasi nilai USD1 miliar dinilai sangat pesat, sampai-sampai sulit untuk melacak total investasinya.
"Jujur kewalahan kita trackingnya. Tiga tahun ini saya kumpulkan data, sampai sekarang masih berlanjut. Karena luas dan dinamis. Kami kewalahan memang. Struktur financial juga ruwet," pungkasnya.
Lebih lanjut, Ia mengakui bahwa partisipasi asing dalam perusahaan rintisan atau startup Unicorn cukup besar. "Memang pastisipasi sektor asing besar. Tapi saya bisa membenarkan partisipasi modal domestik juga sangat besar. Jadi perkiraan saya, ya imbang," tegasnya.
Tom Lembong -sapaan akrab Kepala BKPM- mengungkap bahwa pemerintah mulai menyadari derasnya arus modal ke startup unicorn sejak tiga tahun lalu, yang kala itu tiba-tiba pemberitaan mulai bermunculan. "Tiba-tiba mucnul banyak soal fund raising. Jumlahnya gede juga, tapi kok di BKPM tidak ada datanya ya?," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Sambung dia menilai para pendiri startup yang datang dari kalangan anak muda, menjadi satu alasan mereka tak sadar adanya prosedur pendaftaran di BKPM. Selain itu pertumbuhan unicorn, sebutan untuk startup yang memiliki valuasi nilai USD1 miliar dinilai sangat pesat, sampai-sampai sulit untuk melacak total investasinya.
"Jujur kewalahan kita trackingnya. Tiga tahun ini saya kumpulkan data, sampai sekarang masih berlanjut. Karena luas dan dinamis. Kami kewalahan memang. Struktur financial juga ruwet," pungkasnya.
Lebih lanjut, Ia mengakui bahwa partisipasi asing dalam perusahaan rintisan atau startup Unicorn cukup besar. "Memang pastisipasi sektor asing besar. Tapi saya bisa membenarkan partisipasi modal domestik juga sangat besar. Jadi perkiraan saya, ya imbang," tegasnya.
(akr)