Wall Street Jatuh Tertekan Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup melemah pada Rabu waktu setempat. Disebabkan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang turun ke level terendah karena kekhawatiran atas kemungkinan perlambatan ekonomi global, yang berdampak ke Negeri Paman Sam.
Melansir dari CNBC, Kamis (28/3/2019), indeks Dow Jones turun 32,14 poin menjadi 25.625,59. S&P 500 turun 0,5% menjadi 2.805,37. Nasdaq ditutup lebih rendah 0,6% ke level 7.643,38, karena kerugian saham Facebook, Amazon, Netflix, dan Alphabet--induk Google.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun merosot ke 2,386%, level terendah sejak 15 Desember 2017. Investor mencermati ini merupakan penurunan terbesar untuk pertama kalinya sejak 2007. Investor lantas berpandangan bahwa kurva hasil terbalik ini sebagai indikator awal resesi.
"Semua mata tertuju pada pasar obligasi. Kami melihat kemungkinan ada peningkatan resesi, tetapi kami belum bisa memastikannya," kata Michael Reynolds, pejabat strategi investasi di Glenmede.
Kekhawatiran tentang pertumbuhan global telah meningkat baru-baru ini di tengah lesunya sejumlah data ekonomi. Pekan lalu, bank sentral AS Federal Reserve memperkirakan tidak akan ada kenaikan suku bunga tahun ini.
Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) juga menunda rencana kenaikan suku bunga seiring melemahnya data ekonomi Jerman dan beberapa negara anggota Zona Euro.
Melansir dari CNBC, Kamis (28/3/2019), indeks Dow Jones turun 32,14 poin menjadi 25.625,59. S&P 500 turun 0,5% menjadi 2.805,37. Nasdaq ditutup lebih rendah 0,6% ke level 7.643,38, karena kerugian saham Facebook, Amazon, Netflix, dan Alphabet--induk Google.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun merosot ke 2,386%, level terendah sejak 15 Desember 2017. Investor mencermati ini merupakan penurunan terbesar untuk pertama kalinya sejak 2007. Investor lantas berpandangan bahwa kurva hasil terbalik ini sebagai indikator awal resesi.
"Semua mata tertuju pada pasar obligasi. Kami melihat kemungkinan ada peningkatan resesi, tetapi kami belum bisa memastikannya," kata Michael Reynolds, pejabat strategi investasi di Glenmede.
Kekhawatiran tentang pertumbuhan global telah meningkat baru-baru ini di tengah lesunya sejumlah data ekonomi. Pekan lalu, bank sentral AS Federal Reserve memperkirakan tidak akan ada kenaikan suku bunga tahun ini.
Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) juga menunda rencana kenaikan suku bunga seiring melemahnya data ekonomi Jerman dan beberapa negara anggota Zona Euro.
(ven)