Jonan: Imbas Pembangunan Jalan Tol, Impor Minyak Makin Tinggi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebutkan, gencarnya pembangunan jalan tol juga membuat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) meningkat. Hal ini pada akhirnya juga berdampak pada peningkatan impor minyak.
"Kalau kita lihat, pemerintah terus mendorong pembangunan jalan tol. Saya kemarin naik kendaraan dari Semarang ke Jakarta ini lihat tol dibangun terus dan konsumsi BBM akan naik terus," ujar Jonan di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019).
Karena itu, imbuh dia, perlu ada antisipasi agar impor minyak atau BBM tidak melonjak mengingat pemerintah masih akan terus mendorong pembangunan jalan tol untuk meningkatkan aksesibilitas antarwilayah.
"Kalau dibiarkan impor minyak bisa mencapai 1 juta barel per hari. Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada April 2019 mengalami defisit USD2,5 miliar. Defisit ini menjadi yang terbesar selama BPS merilis data neraca perdagangan," katanya.
Dia mengungkapkan, laju impor pada April 2019 sebesar USD15,10 miliar, atau bila dibandingkan Maret 2019 mengalami peningkatan 12,25%. Dari angka tersebut, lanjut dia, impor migas naik 46,9%.
"Sekarang impor minyak tiap hari 0,5 juta barel. Kalau ini dibiarkan impornya bisa sampai 1 juta barel. Naik dua kali lipat dalam 5-6 tahun," tandasnya.
Karena itu, tegas dia, penggunaan bauran minyak nabati sawit untuk campuran BBM mutlak dilakukan. Secara bertahap, pemerintah akan terus meningkatkan campuran bahan bakar nabati pada bahan bakar diesel. "Tujuannya supaya (trade) balance-nya tidak terlalu defisit," jelasnya.
"Kalau kita lihat, pemerintah terus mendorong pembangunan jalan tol. Saya kemarin naik kendaraan dari Semarang ke Jakarta ini lihat tol dibangun terus dan konsumsi BBM akan naik terus," ujar Jonan di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019).
Karena itu, imbuh dia, perlu ada antisipasi agar impor minyak atau BBM tidak melonjak mengingat pemerintah masih akan terus mendorong pembangunan jalan tol untuk meningkatkan aksesibilitas antarwilayah.
"Kalau dibiarkan impor minyak bisa mencapai 1 juta barel per hari. Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada April 2019 mengalami defisit USD2,5 miliar. Defisit ini menjadi yang terbesar selama BPS merilis data neraca perdagangan," katanya.
Dia mengungkapkan, laju impor pada April 2019 sebesar USD15,10 miliar, atau bila dibandingkan Maret 2019 mengalami peningkatan 12,25%. Dari angka tersebut, lanjut dia, impor migas naik 46,9%.
"Sekarang impor minyak tiap hari 0,5 juta barel. Kalau ini dibiarkan impornya bisa sampai 1 juta barel. Naik dua kali lipat dalam 5-6 tahun," tandasnya.
Karena itu, tegas dia, penggunaan bauran minyak nabati sawit untuk campuran BBM mutlak dilakukan. Secara bertahap, pemerintah akan terus meningkatkan campuran bahan bakar nabati pada bahan bakar diesel. "Tujuannya supaya (trade) balance-nya tidak terlalu defisit," jelasnya.
(fjo)