China Diultimatum Menkeu AS Steven Mnuchin Soal Kesepakatan Dagang

Selasa, 15 Oktober 2019 - 20:33 WIB
China Diultimatum Menkeu AS Steven Mnuchin Soal Kesepakatan Dagang
China Diultimatum Menkeu AS Steven Mnuchin Soal Kesepakatan Dagang
A A A
WASHINGTON - Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin memberikan ultimatum kepada China bahwa kenaikan tarif baru akan diterapkan apabila kesepakatan dagang antara kedua negara tidak tercapai. Ia masih berharap kesepakatan tentatif antara AS dan China yang dicapai pekan lalu dalam dua hari pembicaraan tingkat tinggi bakal secara resmi disetujui.

Akan tetapi kabar baik tersebut terlihat kontras dengan sikap investor yang cenderung berhati-hati, meski Presiden Trump telah mencuatkan optimisme sejak minggu lalu. Wall Street tenggelam seiring masih adanya kekhawatiran tentang tercapainya kesepakatan akhir oleh AS serta China. Sementara AS pada Jumat lalu setuju untuk menunda penerapan tarif baru dengan kenaikan menjadi 25% hingga 30%.

Presiden Donald Trump menggambarkan pembicaraan tingkat tinggi di Washington sebagai 'Love Fest' dimana kesepakatan awal akan memakan waktu sekitar lima minggu untuk diselesaikan. Bahkan Trump memperkirakan kesepakatan antara dua ekonomi terbesar dunia itu akan ditandatangani bersama Presiden China Xi Jinping dalam KTT PBB yang berlangsung di Chile, Desember mendatang.

Namun para pejabat China lebih berhati-hati dengan mengklaim cukup ada kemajuan dari pembicaraan antar negara dengan tidak menyebut adanya kesepakatan. Terkait hal itu, Mnuchin mengatakan pemerintah AS tak akan ragu untuk mengenakan tarif baru terhadap barang-barang asal China senilai USD156 miliar pada 15 Desember jika kesepakatan perdagangan belum juga dicapai hingga saat itu.

Negosiasi Masih Berjalan


Lebih lanjut, Mnuchin mengutarakan masih ada sejumlah isu utama yang harus dinegosiasikan, termasuk soal subsidi industri dan pencurian siber. Menurutnya kedua belah pihak akan melakukan lebih banyak pembicaraan perdagangan di berbagai level selama beberapa pekan mendatang, termasuk komunikasi via telepon antara dirinya, Perwakilan Dagang AS, dan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

Terlepas dari kesan hati-hati yang terdengar, sejumlah analis mengatakan pasar masih berupaya untuk menyelami progres pembicaraan dagang antara kedua negara. "Investor masih mencoba menyakinkan diri mereka sendiri untuk adanya kesepakatan," ujar Robert Pavlik, Kepala Strategi Investasi di SlateStone Wealth, New York.

"Jika (pasar) benar-benar skeptis, akan terjadi aksi jual yang lebih keras. Tapi itu tidak terjadi karena ada beberapa poin baik bahwa mereka masih berbicara dan berpotensi mencapai kesepakatan,” papar Robert.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4782 seconds (0.1#10.140)