Lima Negara yang Paling Banyak Berinvestasi di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi di Indonesia pada kuartal III/2019 (periode Juli-Oktober) mencapai Rp205,7 triliun. Realisasi investasi tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp100,7 triliun dan realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp105 triliun.
Berdasarkan negara asal investasi, BKPM mencatat, selama kuartal III/2019 Singapura masih menjadi yang terbanyak berinvestasi di Indonesia. Adapun total investasi Singapura di Indonesia pada periode itu sebesar USD1,9 miliar (sekitar Rp27 triliun).
"Berdasarkan negara asal, Singapura (urutan) pertama sebesar USD1,9 miliar," ujar Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani dalam acara konferensi pers di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (31/10/2019).
Kemudian di tempat kedua, Belanda dengan investasi mencapai USD1,4 miliar (sekitar Rp20 triliun). Capaian Belanda ini meroket dari sebelumnya di kuartal II yang hanya di posisi kelima dengan investasi sebesar USD400 juta saja.
Selanjutnya, di posisi ketiga adalah China dengan realisasi investasi USD1 miliar. Kemudian di urutan keempat Jepang dengan realisasi investasi USD900 juta. Di urutan terakhir Hong Kong dengan realisasi investasi hanya USD400 juta. Hong Kong mengalami penurunan posisi dari kuartal II yang berada di peringkat 4.
Sementara, berdasarkan pulau, Jawa tetap mendominasi investasi dengan nilai Rp112,1 triliun, sedangkan sisanya Rp93,6 triliun disumbang dari investasi Luar Jawa.
"Berdasarkan lokasi proyek, ada lima daerah yang menjadi tujuan investasi. Pertama adalah DKI Jakarta dengan Rp41,4 triliun," katanya.
Kemudian, disusul Jawa Barat yang mencapai Rp33,4 triliun. Lalu Jawa Timur dengan realisasi Rp14,8 triliun, disusul oleh Riau dengan realisasi Rp13,1 triliun, Jawa Tengah dengan Rp11,1 triliun. Sementara sisannya Rp92,2 triliun terbagi di beberapa daerah.
Sedangkan realisasi investasi berdasarkan sektor adalah pertama transprotasi, gudang dan telekomunikasi yang mencapai Rp39,3 triliun, disusul listrik, gas dan air yang mencapai Rp39,1 triliun.
Kemudian realisasi di sektor konstruksi yang mencapai Rp14,9 triliun, lalu perumahan, kawasan industri dan perkantoran yang mencapai Rp16,4 triliun dan terakhir tanaman pangan, perkebunan peternakan dengan investasi mencapai Rp15,6 triliun.
Berdasarkan negara asal investasi, BKPM mencatat, selama kuartal III/2019 Singapura masih menjadi yang terbanyak berinvestasi di Indonesia. Adapun total investasi Singapura di Indonesia pada periode itu sebesar USD1,9 miliar (sekitar Rp27 triliun).
"Berdasarkan negara asal, Singapura (urutan) pertama sebesar USD1,9 miliar," ujar Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani dalam acara konferensi pers di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (31/10/2019).
Kemudian di tempat kedua, Belanda dengan investasi mencapai USD1,4 miliar (sekitar Rp20 triliun). Capaian Belanda ini meroket dari sebelumnya di kuartal II yang hanya di posisi kelima dengan investasi sebesar USD400 juta saja.
Selanjutnya, di posisi ketiga adalah China dengan realisasi investasi USD1 miliar. Kemudian di urutan keempat Jepang dengan realisasi investasi USD900 juta. Di urutan terakhir Hong Kong dengan realisasi investasi hanya USD400 juta. Hong Kong mengalami penurunan posisi dari kuartal II yang berada di peringkat 4.
Sementara, berdasarkan pulau, Jawa tetap mendominasi investasi dengan nilai Rp112,1 triliun, sedangkan sisanya Rp93,6 triliun disumbang dari investasi Luar Jawa.
"Berdasarkan lokasi proyek, ada lima daerah yang menjadi tujuan investasi. Pertama adalah DKI Jakarta dengan Rp41,4 triliun," katanya.
Kemudian, disusul Jawa Barat yang mencapai Rp33,4 triliun. Lalu Jawa Timur dengan realisasi Rp14,8 triliun, disusul oleh Riau dengan realisasi Rp13,1 triliun, Jawa Tengah dengan Rp11,1 triliun. Sementara sisannya Rp92,2 triliun terbagi di beberapa daerah.
Sedangkan realisasi investasi berdasarkan sektor adalah pertama transprotasi, gudang dan telekomunikasi yang mencapai Rp39,3 triliun, disusul listrik, gas dan air yang mencapai Rp39,1 triliun.
Kemudian realisasi di sektor konstruksi yang mencapai Rp14,9 triliun, lalu perumahan, kawasan industri dan perkantoran yang mencapai Rp16,4 triliun dan terakhir tanaman pangan, perkebunan peternakan dengan investasi mencapai Rp15,6 triliun.
(fjo)