Penyaluran Dana Asetku di Jawa Timur Capai Rp543 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Penyaluran Dana Asetku di Jawa Timur mencapai Rp543 miliar, menjadikannya sebagai provinsi ke-tiga terbesar setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat berdasarkan akumulasi jumlah pinjaman yang telah diberikan kepada peminjam. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang menjanjikan bagi industri fintech.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan penyaluran dana ke peminjam seluruh Indonesia dari 144 platform P2P Lending mencapai Rp60 trilliun per Oktober 2019. Penyaluran dana ke peminjam di Jawa Timur 10% dari total penyaluran dana yaitu sekitar 6 triliun. Dari total 6 triliun tersebut, 9,1% berasal dari penyaluran dana Asetku di Jawa Timur.
Saat ini, total penyaluran dana yang diberikan kepada peminjam Jawa Timur mencapai Rp543 miliar per Oktober 2019. Bukan hanya penyaluran dana ke peminjam JawaTimur yang cukup memuaskan, namun juga dana yang berasal dari pendana atau lender Asetku di Jawa Timur mencapai Rp485 miliar," ujar Chief Risk Officer (CRO) Asetku, Jimmi Adhe Kharisma di Surabaya, Sabtu (30/11/2019).
Jumlah pinjaman yang diberikan pendana di Jawa Timur juga menjadi provinsi ke-tiga terbesar berdasarkan jumlah akumulasi dana.
"Dari sini bisa kami simpulkan bahwa masyarakat Jawa Timur khususnya Surabaya sudah cukup aware akan layanan fintech P2P lending baik dari sisi peminjam maupun dari sisi pendana," paparnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews di Jakarta.
Bukan hanya di Jawa Timur, Asetku juga menyalurkan dana ke seluruh Indonesia. Saat ini jumlah dana yang telah disalurkan mencapai Rp4,8 triliun sejak berdiri hingga saat ini.
Dari data tersebut, Asetku optimis jumlah penyaluran dana bakal kian meningkat diiringi dengan beragam pilihan tipe pendanaan yang ditawarkan. Mulai dari pendanaan berjangka waktu 15 hari sampai yang terlama yaitu 12 bulan dengan return rate hingga 22%. Tentu juga diiringi berbagai promo menarik dan edukasi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital Indonesia.
Edukasi Keuangan Digital
Salah satu upaya meningkatkan literasi keuangan digital, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) kembali menggelar Fintech Exhibition 2019 di Surabaya yang merupakan sarana edukasi dengan kemasan pameran, hiburan, dan talkshow seputar industri financial technology (fintech). Acara yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari 29 November-1 Desember 2019 diadakan di SCC PakuwonTrade Center, Surabaya.
Dengan dukungan dari OJK, acara ini juga diikuti oleh puluhan platform fintech peer to peer lending (P2P) yang telah terdaftar dan diawasi OJK dan salah satunya Asetku. Dimana Asetku turut aktif berpartisipasi dalam setiap kesempatan dalam upaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan digital Indonesia.
Jimmi Adhe Kharisma mengatakan, acara ini merupakan wadah yang tepat bagi masyarakat untuk mengetahui lebih banyak tentang fintech. Bukan hanya mengetahui industri ini namun juga lebih mengenal akan fintech legal dan waspada fintech ilegal. Melalui acara ini diharapkan masyarakat dapat memilih fintech yang aman sebelum memakai layanan keuangan digital.
"Yang utama itu pastikan masyarakat menggunakan fintech lending yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK agar aman dan terhindar dari praktik-praktik ilegal yang dapat merugikan. Bukan hanya merugikan calon pengguna, juga merugikan industri ini, karenanya acara seperti ini jangan sampai disia-siakan arek-arek Surabaya," ungkapnya.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan penyaluran dana ke peminjam seluruh Indonesia dari 144 platform P2P Lending mencapai Rp60 trilliun per Oktober 2019. Penyaluran dana ke peminjam di Jawa Timur 10% dari total penyaluran dana yaitu sekitar 6 triliun. Dari total 6 triliun tersebut, 9,1% berasal dari penyaluran dana Asetku di Jawa Timur.
Saat ini, total penyaluran dana yang diberikan kepada peminjam Jawa Timur mencapai Rp543 miliar per Oktober 2019. Bukan hanya penyaluran dana ke peminjam JawaTimur yang cukup memuaskan, namun juga dana yang berasal dari pendana atau lender Asetku di Jawa Timur mencapai Rp485 miliar," ujar Chief Risk Officer (CRO) Asetku, Jimmi Adhe Kharisma di Surabaya, Sabtu (30/11/2019).
Jumlah pinjaman yang diberikan pendana di Jawa Timur juga menjadi provinsi ke-tiga terbesar berdasarkan jumlah akumulasi dana.
"Dari sini bisa kami simpulkan bahwa masyarakat Jawa Timur khususnya Surabaya sudah cukup aware akan layanan fintech P2P lending baik dari sisi peminjam maupun dari sisi pendana," paparnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews di Jakarta.
Bukan hanya di Jawa Timur, Asetku juga menyalurkan dana ke seluruh Indonesia. Saat ini jumlah dana yang telah disalurkan mencapai Rp4,8 triliun sejak berdiri hingga saat ini.
Dari data tersebut, Asetku optimis jumlah penyaluran dana bakal kian meningkat diiringi dengan beragam pilihan tipe pendanaan yang ditawarkan. Mulai dari pendanaan berjangka waktu 15 hari sampai yang terlama yaitu 12 bulan dengan return rate hingga 22%. Tentu juga diiringi berbagai promo menarik dan edukasi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital Indonesia.
Edukasi Keuangan Digital
Salah satu upaya meningkatkan literasi keuangan digital, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) kembali menggelar Fintech Exhibition 2019 di Surabaya yang merupakan sarana edukasi dengan kemasan pameran, hiburan, dan talkshow seputar industri financial technology (fintech). Acara yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari 29 November-1 Desember 2019 diadakan di SCC PakuwonTrade Center, Surabaya.
Dengan dukungan dari OJK, acara ini juga diikuti oleh puluhan platform fintech peer to peer lending (P2P) yang telah terdaftar dan diawasi OJK dan salah satunya Asetku. Dimana Asetku turut aktif berpartisipasi dalam setiap kesempatan dalam upaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan digital Indonesia.
Jimmi Adhe Kharisma mengatakan, acara ini merupakan wadah yang tepat bagi masyarakat untuk mengetahui lebih banyak tentang fintech. Bukan hanya mengetahui industri ini namun juga lebih mengenal akan fintech legal dan waspada fintech ilegal. Melalui acara ini diharapkan masyarakat dapat memilih fintech yang aman sebelum memakai layanan keuangan digital.
"Yang utama itu pastikan masyarakat menggunakan fintech lending yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK agar aman dan terhindar dari praktik-praktik ilegal yang dapat merugikan. Bukan hanya merugikan calon pengguna, juga merugikan industri ini, karenanya acara seperti ini jangan sampai disia-siakan arek-arek Surabaya," ungkapnya.
(ven)