Keran Impor Gula Industri Akan Kembali Dibuka Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana akan kembali membuka keran impor untuk gula rafinasi pada tahun ini. Adapun kebutuhan gula untuk industri per tahun menurut data Kemenperin, tercatat mencapai sebanyak 3,2 juta ton.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kebutuhan gula untuk industri secara spesifikasi beda dengan kebutuhan gula konsumsi pada umumnya. Persoalannya, selama ini belum ada yang mampu memproduksi gula rafinasi secara masal.
"Mau tidak mau karena belum ada industri di dalam negeri yang supply, tentu harus kita lakukan impor agar bisa bergerak," kata Menperin Agus Gumiwang di Kemenperin, Senin (6/1/2020)
Dia melanjutkan untuk memenuhi kebutuhan gula rafinasi pihaknya mengusulkan adanya revitalisasi dari pabrik gula yang selama ini tidak beroprasi khususnya pabrik gula milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). "Beberapa pabrik-pabrik tersebut akan disisir dan dilakukan identifikasi apakah laik atau tidak," jelasnya
Lebih lanjut terang Agus Gumiwang, salah satu perusahaan asal Taiwan, yakni Taiwan Sugar Corp (TSC) yang bersedia melakukan investasi di Indonesia khususnya dalam sektor industri gula. Namun persoalannya mereka masih mempertimbangkan lahan untuk beroperasi.
"Kalau mereka bisa masuk, investor, kepada industri yang ada tapi tidak fungsional itu akan lebih cepat solusi ketersediaan gula dalam negeri bisa ditutup dengan industri," tandasnya.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kebutuhan gula untuk industri secara spesifikasi beda dengan kebutuhan gula konsumsi pada umumnya. Persoalannya, selama ini belum ada yang mampu memproduksi gula rafinasi secara masal.
"Mau tidak mau karena belum ada industri di dalam negeri yang supply, tentu harus kita lakukan impor agar bisa bergerak," kata Menperin Agus Gumiwang di Kemenperin, Senin (6/1/2020)
Dia melanjutkan untuk memenuhi kebutuhan gula rafinasi pihaknya mengusulkan adanya revitalisasi dari pabrik gula yang selama ini tidak beroprasi khususnya pabrik gula milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). "Beberapa pabrik-pabrik tersebut akan disisir dan dilakukan identifikasi apakah laik atau tidak," jelasnya
Lebih lanjut terang Agus Gumiwang, salah satu perusahaan asal Taiwan, yakni Taiwan Sugar Corp (TSC) yang bersedia melakukan investasi di Indonesia khususnya dalam sektor industri gula. Namun persoalannya mereka masih mempertimbangkan lahan untuk beroperasi.
"Kalau mereka bisa masuk, investor, kepada industri yang ada tapi tidak fungsional itu akan lebih cepat solusi ketersediaan gula dalam negeri bisa ditutup dengan industri," tandasnya.
(akr)