Pertamina Terus Tingkatkan Pembelian Minyak Mentah Dalam Negeri

Senin, 06 Januari 2020 - 17:27 WIB
Pertamina Terus Tingkatkan Pembelian Minyak Mentah Dalam Negeri
Pertamina Terus Tingkatkan Pembelian Minyak Mentah Dalam Negeri
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) meningkatkan pembelian minyak mentah (crude oil) dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) guna menekan impor minyak dari luar negeri.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan, pembelian minyak mentah dari KKKS di dalam negeri sebelumnya sebanyak 12,3 ribu barel per hari meningkat menjadi 130 ribu barel per hari.

“Sebelumnya crude yang kita beli dari KKKS 12,3 ribu barel per hari sekarang menjadi 130 ribu barel per hari. Ini akan terus ditingkatkan,” ujar Dharmawan di Jakarta, Senin (6/1/2020).

Menurut dia, pembelian minyak dengan KKKS di dalam negeri dilakukan secara business to business. Pertamina setiap enam bulannya melakukan negosiasi pembelian minyak mentah dengan KKKS.

Adapun negosiasi harga dilakukan berkala dalam kurun waktu per enam bulan sekali. “Setiap enam bulan kita lakukan negosiasi. Sekarang kita lagi bicarakan lagi,” jelasnya.

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Fahmy Radhi menilai bahwa penjualan minyak mentah dari KKKS ke Pertamina memberikan benefit bagi keduanya khususnya mengurangi biaya transport atau logistik dalam ekspor atau pun impor.

Selain itu, lanjut Fahmy, skema tersebut juga positif bagi ketahanan energi dan perekonomian Indonesia secara umum. Pasalnya, pembelian minyak mentah dari KKKS di dalam negeri mengurangi defisit neraca perdagangan yang selama ini terbebani oleh impor minyak.

“Melalui pembelian minyak di dalam negeri, Pertamina dapat mengurangi volume impor sehingga mengurangi defisit neraca perdagangan. Selama ini kan impor content-nya lebih tinggi dari pada ekspor,” kata Fahmy.

Fahmy menekankan bahwa kesepakatan harga memang harus memperhitungkan nilai keekonomian dari ke dua belah pihak, baik itu Pertamina maupun KKKS sehingga menguntungkan kedua belah pihak. “Memang tak bisa dipaksakan, tapi yang jelas harga tak boleh ditentukan pemerintahan tapi melalui business to business,” tandasnya.

Sementara itu di sisi lain, Pertamina juga berencana meningkatkan produksi dari aset hulu migasnya di luar negeri. Dharmawan mengatakan, aset hulu migas di Aljazair menjadi salah satu yang akan dibidik Pertamina tahun ini. Pertamina saat ini tengah mengincar menjadi operator di MLN 2 yang posisinya berdekatan dengan MLN 1 yang saat ini sudah dikelola terlebih dulu.

“Target di luar negeri ada akuasisi baru. Ada area di sekelilingnya itu mau kami propose untuk ekspansi. Kami masih nego dengan pemerintah Aljazair melalui Sonatrach seperti Pertamina-nya di sana,” ungkap Dharmawan.

Sebagai informasi, Pertamina saat ini mengelola aset di luar negeri melalui anak usahanya Pertamina Internasional EP yang saat ini beroperasi di 12 negara yakni di Irak, Aljazair, Malaysia, Kanada, Kolombia, Perancis, Gabon, Italia, Myanmar, Namibia, Nigeria dan Tanzania. Tahun 2020, perseroan menganggarkan investasi sebesar USD7,8 miliar. Rinciannya sebesar USD3,7 miliar di dialokasikan untuk sektor hulu migas.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6814 seconds (0.1#10.140)