Jumlah Kematian Virus Corona dan Data Ekonomi AS Buat Rupiah Terjungkal
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) berbalik jatuh 34 poin atau 0,25% menjadi Rp13.668 per USD pada sesi I perdagangan Jumat (7/2/2020).
Awal perdagangan, rupiah di pasar spot Bloomberg, dibuka melanjutkan penguatan sebesar 15 poin atau 0,11% menjadi Rp13.620 per USD, dibandingkan penutupan Kamis di Rp13.634 per USD.
Koreksi rupiah juga tercatat di Yahoo Finance, dimana mata uang kecintaan kita ini melemah 4 poin atau 0,02% menjadi Rp13.663 per USD, dibandingkan posisi Rp13.659 per USD pada Kamis kemarin.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mematok kurs tengah rupiah di Rp13.647 per USD, menguat 15 poin atau 0,11% dari posisi Kamis kemarin di Rp13.662 per USD.
Rupiah berbalik pesimis setelah data ekonomi Amerika Serikat yang optimis jelang laporan jumlah tenaga kerja. Membuat investor kembali melirik aset safe haven. Sementara itu, angka kematian akibat virus corona di China terus melonjak, yang membuat pasar keuangan Asia menjadi gelisah.
Melansir dari CNBC, pada Jumat pagi, jumlah kematian akibat virus corona di China telah mencapai 636 orang dengan 31.161 orang terinfeksi virus berbahaya ini.
Data ekonomi AS yang optimis dan korban virus corona di China menjadi faktor kekuatan dolar AS pada Jumat ini. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama, menguat ke level 98,442, dibanding posisi sebelumnya di 97,600.
Awal perdagangan, rupiah di pasar spot Bloomberg, dibuka melanjutkan penguatan sebesar 15 poin atau 0,11% menjadi Rp13.620 per USD, dibandingkan penutupan Kamis di Rp13.634 per USD.
Koreksi rupiah juga tercatat di Yahoo Finance, dimana mata uang kecintaan kita ini melemah 4 poin atau 0,02% menjadi Rp13.663 per USD, dibandingkan posisi Rp13.659 per USD pada Kamis kemarin.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mematok kurs tengah rupiah di Rp13.647 per USD, menguat 15 poin atau 0,11% dari posisi Kamis kemarin di Rp13.662 per USD.
Rupiah berbalik pesimis setelah data ekonomi Amerika Serikat yang optimis jelang laporan jumlah tenaga kerja. Membuat investor kembali melirik aset safe haven. Sementara itu, angka kematian akibat virus corona di China terus melonjak, yang membuat pasar keuangan Asia menjadi gelisah.
Melansir dari CNBC, pada Jumat pagi, jumlah kematian akibat virus corona di China telah mencapai 636 orang dengan 31.161 orang terinfeksi virus berbahaya ini.
Data ekonomi AS yang optimis dan korban virus corona di China menjadi faktor kekuatan dolar AS pada Jumat ini. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama, menguat ke level 98,442, dibanding posisi sebelumnya di 97,600.
(ven)