Harga Minyak Rendah, Pertamina EP Kencangkan Ikat Pinggang
A
A
A
JAKARTA - Rendahnya harga minyak dunia membuat pelaku bisnis hulu minyak dan gas bumi (migas) mencari cara supaya kegiatan operasional tetap berjalan. Salah satu upaya penting yang dilakukan ialah mengencangkan ikat pinggang atau lebih efisien dalam menggunakan anggaran.
“Kuncinya efisiensi yaitu bagaimana kita menggunakan anggaran selektif mungkin. Kegiatan yang tidak berhubungan dengan produksi dan peningkatan cadangan kita tidak lakukan,” ujar Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Menurut dia, langkah efisiensi tersebut sebagai upaya perusahaan untuk tetap bisa melanjutkan kegiatan operasi hulu migas. Pasalnya, ketika harga minyak turun biaya produksi akan semakin naik sehingga tidak sesuai dengan keekonomian lapangan.
“Efisiensi dilakukan supaya kita jalan terus. Kalau kita hentikan kegiatan dampaknya justru jangka panjang. Nanti ketika harga minyak naik kita tidak punya apa-apa,” tandas dia.
Pihaknya pun beranggapan bahwa fluktuasi harga minyak dunia merupakan tantangan bagi industri hulu migas. Pertamina EP sebagai anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu migas, kata dia, telah berpengalaman menghadapi situasi seperti ini.
“Pengalaman up & down seperti ini menjadi tantangan bagi kita. Ada situasi di mana kita harus antisipasi ketika harga minyak turun ditambah situasi lesunya ekonomi akibat virus corona. Tapi kita tetap jalan terus,” kata dia.
“Kuncinya efisiensi yaitu bagaimana kita menggunakan anggaran selektif mungkin. Kegiatan yang tidak berhubungan dengan produksi dan peningkatan cadangan kita tidak lakukan,” ujar Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Menurut dia, langkah efisiensi tersebut sebagai upaya perusahaan untuk tetap bisa melanjutkan kegiatan operasi hulu migas. Pasalnya, ketika harga minyak turun biaya produksi akan semakin naik sehingga tidak sesuai dengan keekonomian lapangan.
“Efisiensi dilakukan supaya kita jalan terus. Kalau kita hentikan kegiatan dampaknya justru jangka panjang. Nanti ketika harga minyak naik kita tidak punya apa-apa,” tandas dia.
Pihaknya pun beranggapan bahwa fluktuasi harga minyak dunia merupakan tantangan bagi industri hulu migas. Pertamina EP sebagai anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu migas, kata dia, telah berpengalaman menghadapi situasi seperti ini.
“Pengalaman up & down seperti ini menjadi tantangan bagi kita. Ada situasi di mana kita harus antisipasi ketika harga minyak turun ditambah situasi lesunya ekonomi akibat virus corona. Tapi kita tetap jalan terus,” kata dia.
(ind)