BEI Catat 11 Saham Emiten Turun di Atas 9%

Selasa, 10 Maret 2020 - 20:09 WIB
BEI Catat 11 Saham Emiten Turun di Atas 9%
BEI Catat 11 Saham Emiten Turun di Atas 9%
A A A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 11 emiten mengalami penurunan harga saham lebih dari minus 9% pada perdagangan Selasa. Otoritas bursa sudah mulai mengaktifkan kebijakan auto rejection apabila ada penurunan saham di atas 10%.

Kebijakan tersebut sudah mulai berlaku hari ini hingga waktu yang ditentukan demi mengantisipasi fluktuasi pasar modal akibat sentimen global. Setelahnya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan, Selasa (10/3/2020) mencatat rebound kembali ke zona hijau setelah sebelumnya mengalami penurunan sangat dalam. Hingga sesi penutupan IHSG ditutup pada 5.220,83 usai meningkat 84,02 poin atau 1,64%.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan pergerakan positif IHSG kemarin didorong sentimen pasar regional. Namun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI telah mengeluarkan kebijakan antisipasi seperti aturan Buyback saham dan auto rejection. "Regional markets juga membantu pergerakan positif IHSG. Bukan hanya sebatas karena regulasi saja," ujar Laksono di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Lebih lanjut dia mengatakan pihaknya mencatat dalam perdagangan kemarin ada sekitar 11 emiten yang mengalami penurunan saham di atas -9%. Beberapa emiten khususnya BUMN juga menyatakan siap untuk melakukan Buyback saham yang terus mengalami penurunan. "Saham tidak mungkin lebih dari minus 10%. Tapi ada sekitar 11 perusahaan yang harganya turun lebih dari minus 9%," ujar dia.

BEI mengeluarkan kebijakan revisi besaran Auto Rejection dengan surat keputusan direksi. Kebijakan Perubahan Batasan Auto Rejection mulai diberlakukan Selasa 10 Maret 2020 hingga kondisi market kembali kondusif.

Kebijakan tersebut memperhatikan kondisi pasar modal Indonesia yang sedang mengalami tekanan akibat perlambatan ekonomi, penyebaran wabah COVID-19, serta pelemahan harga minyak dunia. "Sehingga perlu diambil langkah untuk mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan," ujar Laksono.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8236 seconds (0.1#10.140)