Antisipasi Dampak Corona, Kementan Ajak Pelaku Usaha Tingkatkan Pasokan Ayam Ras
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian mengajak seluruh pelaku usaha perunggasan untuk meningkatkan pasokan ayam ras, demi mengantisipasi dampak wabah virus corona (Covid-19) terhadap masyarakat dan perekonomian nasional.
Direktur Jenderal Perternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, I Ketut Diarmita, mendorong pelaku usaha perunggasan meningkatkan pasokan ke dalam bentuk karkas beku. Sehingga dapat didistribusikan untuk kebutuhan gizi petugas medis dan masyarakat di wilayah terdampak wabah Covid-19.
"Kami sedang mendiskusikan rencana ini. Mudah-mudahan segera bisa kami realisasikan dalam rangka antisipasi dampak ekonomi dan sosial dari Covid-19," tutur I Ketut Diarmita dalam keterangan tertulis, Minggu (5/4/2020).
Selain itu, Direktorat Jenderal PKH akan mengoptimalkan rumah potong hewan unggas (RPHU). Waktu operasionalnya akan ditambah menjadi 15 jam per hari dan bisa menyimpan karkas beku di cold storage.
"Ini penting dilakukan sebagai upaya mengurangi peredaran livebird di pasar becek sehingga stabilisasi harga livebird dapat tercapai," tambahnya.
Dalam rangka menjaga keseimbangan supply-demand ayam ras ini, Ditjen PKH telah menerbitkan Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Keswan Nomor 2669 tentang Pengurangan (cutting) Hatching Egg (HE) umur 19 hari pada Maret sebanyak 17,5 juta butir kepada seluruh perusahaan pembibit.
"Realisasinya mencapai 22,8 juta butir atau 130,3% melebihi target. Ini secara langsung mengurangi produksi DOC FS sebanyak 21,6 juta ekor setara dengan daging ayam broiler pada April sebanyak 23,8 ribu ton," ungkapnya.
Direktur Jenderal Perternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, I Ketut Diarmita, mendorong pelaku usaha perunggasan meningkatkan pasokan ke dalam bentuk karkas beku. Sehingga dapat didistribusikan untuk kebutuhan gizi petugas medis dan masyarakat di wilayah terdampak wabah Covid-19.
"Kami sedang mendiskusikan rencana ini. Mudah-mudahan segera bisa kami realisasikan dalam rangka antisipasi dampak ekonomi dan sosial dari Covid-19," tutur I Ketut Diarmita dalam keterangan tertulis, Minggu (5/4/2020).
Selain itu, Direktorat Jenderal PKH akan mengoptimalkan rumah potong hewan unggas (RPHU). Waktu operasionalnya akan ditambah menjadi 15 jam per hari dan bisa menyimpan karkas beku di cold storage.
"Ini penting dilakukan sebagai upaya mengurangi peredaran livebird di pasar becek sehingga stabilisasi harga livebird dapat tercapai," tambahnya.
Dalam rangka menjaga keseimbangan supply-demand ayam ras ini, Ditjen PKH telah menerbitkan Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Keswan Nomor 2669 tentang Pengurangan (cutting) Hatching Egg (HE) umur 19 hari pada Maret sebanyak 17,5 juta butir kepada seluruh perusahaan pembibit.
"Realisasinya mencapai 22,8 juta butir atau 130,3% melebihi target. Ini secara langsung mengurangi produksi DOC FS sebanyak 21,6 juta ekor setara dengan daging ayam broiler pada April sebanyak 23,8 ribu ton," ungkapnya.
(ven)