Terhambat Covid-19, SKK Migas Evaluasi Target Proyek Hulu Migas
Rabu, 08 April 2020 - 16:46 WIB
Terhambat Covid-19, SKK Migas Evaluasi Target Proyek Hulu Migas
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan melakukan evaluasi terhadap target-target capaian proyek hulu migas akibat pandemi Covid-19. Tujuannya supaya proyek-proyek hulu migas tetap berjalan sehingga tidak berhenti total.
“Kami harus membuat perencanaan ulang supaya aktivitas proyek tetap berjalan tidak berhenti total sehingga tetap memberikan manfaat bagi negara,” ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno di Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Menurut dia, SKK Migas telah mengindentifikasi dampak yang ditimbulkan akibat Covid-19 terhadap proyek hulu migas nasional. Sejumlah dampak tersebut antara lain, transportasi material lebih lama, khususnya pengiriman material dari luar negeri, mobilisasi pekerja ke lokasi lebih sulit karena perizinan dan waktu karantina, kegiatan manufaktur peralatan migas untuk proyek tertunda atau lebih lama, persetujuan pengurusan perijinan lebih lama, serta produktivitas engineering dan konstruksi menjadi lebih rendah.
Pihaknya pun berupaya agar proyek tetap berjalan, salah satunya meminta para kepala daerah memberikan privilege terhadap pergerakan manusia dan barang yang dibutuhkan oleh industri hulu migas, tanpa melanggar protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
Julius mengatakan bahwa akses khusus kepada pemerintah daerah tersebut diperlukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menunjang kegiatan usaha hulu migas.
“Dalam menjalankan operasi, kami selalu menjunjung tinggi keselamatan kerja. Oleh karena itu kami setuju dengan adanya protokol yang ketat dalam menghadapi wabah Covid-19 ini. Namun demikian kami berharap agar kegiatan lapangan tetap dapat dijalankan walaupun dengan pergerakan yang berkurang tersebut,” ungkapnya.
“Kami harus membuat perencanaan ulang supaya aktivitas proyek tetap berjalan tidak berhenti total sehingga tetap memberikan manfaat bagi negara,” ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno di Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Menurut dia, SKK Migas telah mengindentifikasi dampak yang ditimbulkan akibat Covid-19 terhadap proyek hulu migas nasional. Sejumlah dampak tersebut antara lain, transportasi material lebih lama, khususnya pengiriman material dari luar negeri, mobilisasi pekerja ke lokasi lebih sulit karena perizinan dan waktu karantina, kegiatan manufaktur peralatan migas untuk proyek tertunda atau lebih lama, persetujuan pengurusan perijinan lebih lama, serta produktivitas engineering dan konstruksi menjadi lebih rendah.
Pihaknya pun berupaya agar proyek tetap berjalan, salah satunya meminta para kepala daerah memberikan privilege terhadap pergerakan manusia dan barang yang dibutuhkan oleh industri hulu migas, tanpa melanggar protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
Julius mengatakan bahwa akses khusus kepada pemerintah daerah tersebut diperlukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menunjang kegiatan usaha hulu migas.
“Dalam menjalankan operasi, kami selalu menjunjung tinggi keselamatan kerja. Oleh karena itu kami setuju dengan adanya protokol yang ketat dalam menghadapi wabah Covid-19 ini. Namun demikian kami berharap agar kegiatan lapangan tetap dapat dijalankan walaupun dengan pergerakan yang berkurang tersebut,” ungkapnya.
(ind)
