Kepakan Sayap Garuda Indonesia Sulit Terbang Tinggi di Langit Bursa

Jum'at, 09 September 2011 - 13:50 WIB
Kepakan Sayap Garuda Indonesia Sulit Terbang Tinggi di Langit Bursa
Kepakan Sayap Garuda Indonesia Sulit Terbang Tinggi di Langit Bursa
A A A
KEPAK sayap maskapai kebanggaan nasional, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), untuk menjelajah dunia rupanya masih digelayuti sejumlah permasalahan internal. Lalu, seberapa kuatkah Garuda mengatasi permasalahan tersebut, sehingga sahamnya mampu terbang tebih tinggi?

Masalah tak kunjung reda menghampiri Garuda utamanya sejak maskapai pelat merah itu mencoba peruntungannya di lantai bursa awal tahun ini.

Sejak awal, Garuda Indonesia dianggap gagal melakukan proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), karena faktanya harga di pasaran langsung jatuh dibanding harga penawaran perdananya.

Di hari perdana melantai di bursa, harga saham GIAA ditutup melorot ke Rp620 dari harga perdana Rp750 atau turun sekira 17,33 persen, tepat pada hari pertama pencatatan di Bursa Efek Indonesia, 11 Februari lalu. Sedangkan pada hari ini, Jumat (9/9/2011) siang saham GIAA berada di kisaran Rp495 per saham.

Dari total saham yang ditawarkan sebanyak 6,335 miliar saham, 3,008 miliar saham atau setara dengan Rp2,25 triliun di antaranya harus diserap oleh para penjamin pelaksana emisi (joint lead underwriters) yang notabene anak perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. Adapun total dana yang dihimpun Rp 4,75 triliun.

"Faktor penyebab kegagalan itu ada beberapa dan saling bertautan, yakni pemilihan waktu, strategi penawaran, dan pemilihan harga. Hal semacam ini harus jadi bahan evaluasi dan harapannya tidak terulang pada masa mendatang," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Aria Bima.

Sementara itu, Menteri BUMN Mustafa Abubakar nampaknya pasrah menyerahkan semuanya kepada mekanisme pasar terkait harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang hingga saat ini belum mengalami kenaikan yang berarti.

"Kita serahkan kepada mekasnime pasar karena ada faktor global market, kita tidak bisa mengupayakan sendiri secara di luar sistem kita ikuti sistem tapi yang jelas kita harap sudah bergerak naik, bisa bertahan saja sudah bersyukur," ungkap Mustafa.

Optimisme itu datang seiring dengan rencana Garuda akan menambah jumlah armadanya menjadi 154 unit pada 2015 mendatang, dengan demikian dirinya mengharap harga sahamnya bisa segera naik, cepat atau lambat.

"Jadi 2014-2015 dari 86 armada akan jadi 154 armada unit pesawat dan itu seiring dengan adanya tambahan kekuatan armada Garuda dan akan dilakukan penguatan manajemen. Dengan demikian harga sahamnya kita harap naik kembali apakah lambat atau cepat," harapnya.

Sebelumnya, beberapa saat setelah Garuda baru saja melantai di pasar saham, Mustafa sempat optimis jika harga sahamnya bisa naik lagi.

"Saya optimis harganya bisa naik. Yang pasti dengan IPO ini kebutuhan Garuda terpenuhi," kata Mustafa.

(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6316 seconds (0.1#10.140)