India-Brasil bergerak cepat

Kamis, 16 Agustus 2012 - 13:42 WIB
India-Brasil bergerak cepat
India-Brasil bergerak cepat
A A A
Sindonews.com - Dampak krisis utang zona euro mendorong para pembuat kebijakan di negara berkembang bergerak cepat. Hal tersebut untuk mengantisipasi tekanan politik yang muncul setiap kali ada gejolak ekonomi.

Di New Delhi, Perdana Menteri India Manmohan Singh kemarin memperingatkan bahwa faktor politik bisa menjadi ancaman pertumbuhan serta ketahanan nasional.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah pemerintah merilis data-data ekonomi yang melemah dalam beberapa bulan terakhir.

Kendati demikian, Singh optimistis pertumbuhan ekonomi India masih akan berkembang lebih dari 6,5 persen sepanjang tahun ini.

Akan tetapi, menurutnya masih diperlukan berbagai perbaikan di sejumlah sektor terutama masalah ekonomi di level rumah tangga.

”Jika kami tidak menambah pertumbuhan ekonomi negara, dampaknya pasti pada keamanan nasional,” kata Singh saat menyampaikan pidato kemerdekaan di New Delhi, seperti dikutip Reuters kemarin.

Saat ini India masih menjadi salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya paling cepat di dunia, kendati masih dilanda dampak krisis utang zona euro.

Akan tetapi, para ekonomi menyatakan India tidak bisa berdiam diri dan harus terus menciptakan peluang pekerjaan untuk memenuhi tuntutan usia kerja yang terus bertambah.

Pada kesempatan tersebut, Singh berjanji meningkatkan investasi asing ke negaranya setelah pertumbuhan ekonomi di Negeri Bollywood itu hanya naik 5,3 persen pada kuartal II/2012, terendah dalam sembilan tahun terakhir.

”Kami akan menambah belanja infrastruktur seperti jalan, kereta api, dan jaringan listrik,” kata Singh.

Sementara di Brasilia, pemerintah Brasil kemarin mengumumkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan perekonomian, dengan mencanangkan belanja stimulus ekonomi senilai USD50 miliar.

Dana sebesar itu akan dialokasikan untuk sejumlah proyek ekonomi selama lima tahun ke depan. Rencana pertama yang disampaikan oleh pemerintah Brasil adalah mengumumkan privatisasi jalur kereta api dan jalan raya sepanjang 14.000 kilometer.

Proyek privatisasi lainnya yang akan dilakukan Brasil adalah melepas kepemilikan saham pada operasional pelabuhan serta mendukung proyek energi terbarukan.

Sementara di bidang automotif, rencananya diberikan insentif yang pengumumannya menyusul kemudian. Untuk mendukung program tersebut, Presiden Brasil Dilma Rousseff telah mengundang 50 pemimpin bisnis Brasil di Brasilia.

Rousseff juga secara langsung menyampaikan stra tegi ekonominya di depan para pebisnis. Upaya yang dilakukan Rousseff merupakan kelanjutan dari pertemuan bersama pebisnis sebelumnya pada Mei lalu di Istana Kepresidenan, the Planato. Saat itu, Rousseff meminta masukan hal apa saja yang diperlukan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi Brasil.

”Langkah yang dilakukan pemerintah dengan privatisasi adalah cara tepat me ningkatkan investasi,” kata Felipe Salto, ekonom Tendencias––salah satu firma konsultasi di Brasil, dikutip BBC kemarin.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5646 seconds (0.1#10.140)