Pertamina-Chandra Asri kerjasama bisnis polypropylene
Senin, 03 Desember 2012 - 17:15 WIB

Pertamina-Chandra Asri kerjasama bisnis polypropylene
A
A
A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) bekerjasama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk membentuk perusahaan gabungan untuk bisnis polypropylene di Indonesia. Bisnis ini diawali dengan pembangunan pabrik berkapasitas 250.000 tons per tahun.
"Tadi sudah ada MoU dengan Chanda Asri untuk join venture tapi ini memang belum ada nama," ujar Direktur Pengolahan Pertamina, Chrisna Damayanto di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (3/12/2012).
Nilai investasi diketahui sebesar USD200 juta dengan nilai share yang belum dapat dipastikan.
Chrisna mengaku pendanaan diperoleh Pertamina dari sindikasi bank-bank asing dalam bentuk pinjaman. Lokasi pabrik yang berada di kilang Balongan, Jawa Barat tersebut ditargetkan selesai dalam 2015 mendatang.
"Kita sengaja menggandeng Chandra Asri karena dia pemain tunggal dan kita pasti untung," tambah Chrisna.
Pasar Indonesia, menurutnya masih cukup potensial dalam bisnis ini. Lebih dari 50 persen atau sekitar 500 ribu ton, industri melakukan impor polypropylene. Sehingga, dapat dipastikan secara keseluruhan akan mengurangi impor hampir setengah. "Kalau harga jauh lebih murah dibandingkan impor," tegas Chrisna.
Selain polypropylene, Pertamina di Indonesia juga akan memproduksi wax plan, carbon black, dan normal parafin. Perkiraan investasi USD5 miliar dan untuk satu hingga dua tahun kedepan akan diupayakan MoU dengan perusahaan lainnya.
"Tadi sudah ada MoU dengan Chanda Asri untuk join venture tapi ini memang belum ada nama," ujar Direktur Pengolahan Pertamina, Chrisna Damayanto di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (3/12/2012).
Nilai investasi diketahui sebesar USD200 juta dengan nilai share yang belum dapat dipastikan.
Chrisna mengaku pendanaan diperoleh Pertamina dari sindikasi bank-bank asing dalam bentuk pinjaman. Lokasi pabrik yang berada di kilang Balongan, Jawa Barat tersebut ditargetkan selesai dalam 2015 mendatang.
"Kita sengaja menggandeng Chandra Asri karena dia pemain tunggal dan kita pasti untung," tambah Chrisna.
Pasar Indonesia, menurutnya masih cukup potensial dalam bisnis ini. Lebih dari 50 persen atau sekitar 500 ribu ton, industri melakukan impor polypropylene. Sehingga, dapat dipastikan secara keseluruhan akan mengurangi impor hampir setengah. "Kalau harga jauh lebih murah dibandingkan impor," tegas Chrisna.
Selain polypropylene, Pertamina di Indonesia juga akan memproduksi wax plan, carbon black, dan normal parafin. Perkiraan investasi USD5 miliar dan untuk satu hingga dua tahun kedepan akan diupayakan MoU dengan perusahaan lainnya.
(gpr)