200 ribu ton bawang putih tertahan di Tanjung Perak
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 200 ribu ton bawang putih impor tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Hal itu, diduga menjadi pemicu melambungnya harga Bawang Putih karena kebutuhan di pasar berkurang.
"Kalau enggak salah ada 200 ribu ton bawang putih impor yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya," ungkap Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf usai Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pramuka Kwarda Jatim di Surabaya, Rabu (13/3/2013).
Pria yang akrab disapan Gus Ipul ini mengatakan, konsumsi bawang putih di Jatim masih mengandalkan impor dari China. Karena, Bawang Putih lokal masih tidak mencukupi.
"Produksi bawang putih ini memang masih minim. Sehingga satu-satunya untuk mencukupi kebutuhan adalah Impor," ujarnya.
Mantan Ketua Umum GP Ansor ini menyatakan, Pemprov Jatim tidak bisa berbuat apa-apa atas tertahannya ratusan ribu bawang putih. Sebab, kewenangan berada di otoritas bea dan cukai.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan bawang putih, Pemprov Jatim akan mendatangkan dari Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Selanjutnya, akan dilakukan operasi pasar. Sehingga, lonjakkan harga dapat ditekan. Selain bawang putih, saat ini bawang merah juga ada indikasi merangkak naik. Padahal, kebutuhan bawang merah sudah bisa dipenuhi produk lokal.
"Kita akan selidiki, kenapa bawang merah kok juga ikut naik. Apakah karena dampak musim hujan, sehingga mengalami kerusakan dan panennya tidak sesuai target," tukasnya.
Sementara itu, dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), jumlah bawang putih impor yang tertahan mencapai 392 Kontainer. Setiap 20 Kontainer berisi 500 ton bawang putih.
Kadisperindag Jatim, Budi Setiawan mengatakan, bawang putih itu ditahan karena tidak dilengkapi Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian dan Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan. "Surat izin dari importirnya ada yang masih dalam proses dan ada yang mati," jelas Budi.
"Kalau enggak salah ada 200 ribu ton bawang putih impor yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya," ungkap Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf usai Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pramuka Kwarda Jatim di Surabaya, Rabu (13/3/2013).
Pria yang akrab disapan Gus Ipul ini mengatakan, konsumsi bawang putih di Jatim masih mengandalkan impor dari China. Karena, Bawang Putih lokal masih tidak mencukupi.
"Produksi bawang putih ini memang masih minim. Sehingga satu-satunya untuk mencukupi kebutuhan adalah Impor," ujarnya.
Mantan Ketua Umum GP Ansor ini menyatakan, Pemprov Jatim tidak bisa berbuat apa-apa atas tertahannya ratusan ribu bawang putih. Sebab, kewenangan berada di otoritas bea dan cukai.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan bawang putih, Pemprov Jatim akan mendatangkan dari Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Selanjutnya, akan dilakukan operasi pasar. Sehingga, lonjakkan harga dapat ditekan. Selain bawang putih, saat ini bawang merah juga ada indikasi merangkak naik. Padahal, kebutuhan bawang merah sudah bisa dipenuhi produk lokal.
"Kita akan selidiki, kenapa bawang merah kok juga ikut naik. Apakah karena dampak musim hujan, sehingga mengalami kerusakan dan panennya tidak sesuai target," tukasnya.
Sementara itu, dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), jumlah bawang putih impor yang tertahan mencapai 392 Kontainer. Setiap 20 Kontainer berisi 500 ton bawang putih.
Kadisperindag Jatim, Budi Setiawan mengatakan, bawang putih itu ditahan karena tidak dilengkapi Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian dan Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan. "Surat izin dari importirnya ada yang masih dalam proses dan ada yang mati," jelas Budi.
(izz)