Ini penyebab harga bawang merah bawang putih 'labil'
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina mengatakan, harga bawang putih meningkat rata-rata sebesar 31,38 persen pada Februari 2013 jika dibandingkan pada sebelumnya.
Menurut Srie, kenaikan harga tersebut dipicu oleh kurangnya pasokan dari China yang merupakan eksportir terbesar bawang putih ke Indonesia (sebanyak 95 persen dari total kebutuhan nasional).
Sementara itu, China juga mengalami kenaikan harga bawang putih dari Rp13.000 menjadi Rp18.000 karena naiknya permintaan masyarakat lokal China. “Kenaikan harga di China juga turut mendorong naiknya harga bawang putih di Indonesia,” jelas Srie Agustina dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (13/3/2013).
Penyebab lain kenaikan harga adalah menurunnya produktivitas di sentra produksi dalam negeri. Selain itu, pengeluaran Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang dibutuhkan dalam proses importasi juga sebelumnya sempat mengalami kendala.
Lebih lanjut, Srie mengungkapkan, bahwa bawang merah juga mengalami kenaikan harga rata-rata 11,36 persen selama bulan Februari 2013 jika dibandingkan pada bulan sebelumnya.
Berbeda dengan bawang putih, menurut Srie, kenaikan harga bawang merah lebih disebabkan karena adanya perubahan cuaca yang disertai curah hujan yang tinggi. Selain itu, kegagalan panen yang terjadi di beberapa daerah, serta terhambatnya distribusi dari sentra produksi ke daerah konsumsi akibat banjir di sejumlah wilayah sentra produksi juga turut menyebabkan kenaikan harga bawang merah.
Stok bawang putih di Pasar Induk Keramat Jati yang rata-rata 5-10 ton per hari kini menipis hingga mencapai hanya rata-rata 1 ton setiap harinya. Akibatnya, harga bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati yang senilai Rp29.000 per kilo pada tanggal 4 Maret 2013 naik menjadi Rp45.000 per kilo pada 12 Maret 2013.
Sementara itu, bawang merah juga mengalami kenaikan harga dimana pada tanggal 4 Maret 2013 harganya sebesar Rp21.000 per kilo menjadi Rp40.000 per kilo pada tanggal 12 Maret 2013.
Dirjen Srie Agustina juga menegaskan bahwa Kemendag akan terus mendorong peningkatan produksi bawang putih lokal. Ia menilai bahwa importasi yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, dan bukan untuk mengurangi pendapatan petani di dalam negeri.
Menurut data pemerintah, produksi bawang putih nasional rata-rata 14.200 ton per tahun. Sementara kebutuhan konsumsi dalam negeri sebesar 400.000 ton per tahun.
Menurut Srie, kenaikan harga tersebut dipicu oleh kurangnya pasokan dari China yang merupakan eksportir terbesar bawang putih ke Indonesia (sebanyak 95 persen dari total kebutuhan nasional).
Sementara itu, China juga mengalami kenaikan harga bawang putih dari Rp13.000 menjadi Rp18.000 karena naiknya permintaan masyarakat lokal China. “Kenaikan harga di China juga turut mendorong naiknya harga bawang putih di Indonesia,” jelas Srie Agustina dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (13/3/2013).
Penyebab lain kenaikan harga adalah menurunnya produktivitas di sentra produksi dalam negeri. Selain itu, pengeluaran Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang dibutuhkan dalam proses importasi juga sebelumnya sempat mengalami kendala.
Lebih lanjut, Srie mengungkapkan, bahwa bawang merah juga mengalami kenaikan harga rata-rata 11,36 persen selama bulan Februari 2013 jika dibandingkan pada bulan sebelumnya.
Berbeda dengan bawang putih, menurut Srie, kenaikan harga bawang merah lebih disebabkan karena adanya perubahan cuaca yang disertai curah hujan yang tinggi. Selain itu, kegagalan panen yang terjadi di beberapa daerah, serta terhambatnya distribusi dari sentra produksi ke daerah konsumsi akibat banjir di sejumlah wilayah sentra produksi juga turut menyebabkan kenaikan harga bawang merah.
Stok bawang putih di Pasar Induk Keramat Jati yang rata-rata 5-10 ton per hari kini menipis hingga mencapai hanya rata-rata 1 ton setiap harinya. Akibatnya, harga bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati yang senilai Rp29.000 per kilo pada tanggal 4 Maret 2013 naik menjadi Rp45.000 per kilo pada 12 Maret 2013.
Sementara itu, bawang merah juga mengalami kenaikan harga dimana pada tanggal 4 Maret 2013 harganya sebesar Rp21.000 per kilo menjadi Rp40.000 per kilo pada tanggal 12 Maret 2013.
Dirjen Srie Agustina juga menegaskan bahwa Kemendag akan terus mendorong peningkatan produksi bawang putih lokal. Ia menilai bahwa importasi yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, dan bukan untuk mengurangi pendapatan petani di dalam negeri.
Menurut data pemerintah, produksi bawang putih nasional rata-rata 14.200 ton per tahun. Sementara kebutuhan konsumsi dalam negeri sebesar 400.000 ton per tahun.
(gpr)