Agroindustri gula semut Kulonprogo tunggu FS

Selasa, 28 Mei 2013 - 14:38 WIB
Agroindustri gula semut...
Agroindustri gula semut Kulonprogo tunggu FS
A A A
Sindonews.com – Ambisi Pemkab Kulonprogo menjadikan produk gula semut sebagai agroindustri mendekati kenyataan. Realisasi rencana tersebut masih menunggu feasibility study yang akan dilakukan dalam waktu dekat bersama Bank Indonesia (BI).

“Dari sisi sumber daya alam, pohon kelapa sudah tersedia cukup banyak. Juga penderes dan produksi gula kelapanya juga sudah berjalan. Jadi untuk membuat industri berbasis agro kita akan buat FS bersama BI,” kata Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, Selasa (28/5/2013).

Hasto mengatakan, bila hasil kajian menunjukan bahwa agroindustri cukup memungkinkan maka pemkab akan merekrut manajer. Nantinya manajer akan bekerja merealisasikan agroindustri di bawah KSU Jatirogo yang selama ini memproduksi gula semut.

KSU Jatirogo, kata dia, akan direformasi agar profesional dengan menggaji seorang manager seperti direktur BUMD. Dari segi sponsor, Kementerian Koperasi dan BI siap membantu. Sehingga untuk mewujudkan ambisi itu hanya butuh satu langkah lagi.

Dia menjelaskan, agroindustri akan diwujudkan dengan memproduksi gula semut dalam bentuk sachet, bukan curah seperti saat ini. dengan begitu, hasil produksinya mampu memenuhi kebutuhan di sektor lain seperti hotel.

“Sekarang produksi gula merah sehari 6 ton sebulan 180 ton, gudang yang telah dibangun berkapasitas 180 ton. Kita mentargetkan sebulan bisa memproduksi 180 ton itu dalam bentuk sachet. Sehingga tercipta pasaran domestik karena potensinya sangat besar,” jelasnya.

“Pasar domestik jadi bidikan karena kalau hanya mengembangkan pasar ekspor saja, kita sangat tergantung. Begitu kran ekspor ditutup kalang kabut. Diancam sedikit saja sertifikasinya kita tidak bisa apa-apa,” tambahnya.

Ngatidjo, Ketua KSU Jatirogo mengatakan, produk gula semut Jatirogo sudah mengantongi sertifikasi organik dari control union. Hanya saja, gudang penyimpanan berkapasitas 180 ton belum digunakan secara optimal karena belum sepenuhnya memenuhi standar control union.

“Kalau produknya sudah tersertifikasi organik, tapi gudang penyimpanannya belum. Masih butuh beberapa penyempurnaan agar sesuai standar yang ditatapkan control union,” kata Ngatidjo.
(gpr)
Berita Terkait
Hati-hati, Tuntut Impor...
Hati-hati, Tuntut Impor Raw Sugar Berdalih Kepentingan Petani dan UKM
Dugaan Beking di Balik...
Dugaan Beking di Balik Penimbuhan Ribuan Ton Gula Harus Diusut
Produksi Masih Kurang,...
Produksi Masih Kurang, Belum Saatnya Naikkan Kualitas Gula
Jika Kualitas Gula Ditingkatkan,...
Jika Kualitas Gula Ditingkatkan, Pengusaha Mau Kenaikan Harga
Permintaan Tinggi, IKM...
Permintaan Tinggi, IKM Butuh Kuota Khusus Gula Rafinasi 300 Ribu Ton
5 Negara Penghasil Gula...
5 Negara Penghasil Gula Terbesar di Dunia, Indonesia Urutan Berapa?
Berita Terkini
Satu Dekade, Lionel...
Satu Dekade, Lionel Group Komit Beri Pelayanan Terbaik ke Pelanggan dan Mitra Bisnis
2 jam yang lalu
JPMorgan Bunyikan Alarm...
JPMorgan Bunyikan Alarm Resesi Amerika, Ini Biang Keroknya
2 jam yang lalu
14 Tahun Dipimpin Ririek,...
14 Tahun Dipimpin Ririek, Telkom Akselerasi Transformasi untuk Perkuat Ekosistem Digital Nasional
3 jam yang lalu
Konsolidasi Aset BUMN...
Konsolidasi Aset BUMN Masuk Tahap Akhir, Begini Bocoran CEO Danantara
3 jam yang lalu
Arsari Group Sangkal...
Arsari Group Sangkal Hashim Jabat Preskom di PT TMS
3 jam yang lalu
Efek FCTC Bikin Pelaku...
Efek FCTC Bikin Pelaku Industri Tembakau Was-was
3 jam yang lalu
Infografis
Konsumsi Gula Harian...
Konsumsi Gula Harian Jangan Lebih dari 6 Sendok Teh
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved