Dahlan Iskan dorong diversifikasi produk pabrik gula

Minggu, 09 Juni 2013 - 16:24 WIB
Dahlan Iskan dorong diversifikasi produk pabrik gula
Dahlan Iskan dorong diversifikasi produk pabrik gula
A A A
Sindonews.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengharapkan Pabrik Gula (PG) saat ini tidak hanya memproduksi gula saja, melainkan mampu melakukan diversifikasi produk. Artinya, pembuatan produk-produk turunan selain gula, seperti bioetanol, listrik, dan biokompos.

Bioetanol adalah hasil olahan dari tetes tebu. Listrik bisa dihasilkan dari ampas tebu. Adapun biokompos diproduksi dari limbah padat tebu.

"Ke depan PG harus disverifikasi agar daya saingnya meningkat. Nah, untuk itu, Kalau PG-PG kecil harus bersama-sama, kan tidak cukup tetes tebunya untuk produksi bioetanol. Karena tidak setiap PG membangun pabrik bioetanol," ujar Dahlan saat kunjungannya di PG Gempolkerep, Mojokerto, kemarin.

Dia menjelaskan, PG-PG kecil harus dipetakan perannya. Artinya ada job tersendiri siapa yang memasok tetes tebu dan siapa yang mengolah menjadi bioetanol. Diversifikasi produk tersebut, lanjut Dahlan, bisa menopang ketahanan energi nasional. Bahan bakar nabati seperti bioetanol diperlukan di tengah makan mahal dan langkanya bahan bakar berbasis fosil seperti minyak bumi.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X), Subiyono, menuturkan, pihaknya terus mendorong upaya diversifikasi produk. BUMN gula terbesar itu tak hanya berfokus pada produksi gula semata, tapi sudah melirik produk turunan tebu lainnya. Di antaranya adalah program co-generation yang mengolah ampas tebu menjadi listrik. Selain itu, PTPN X juga bersiap mengolah tetes tebu menjadi bioetanol.

Menurut Subiyono, sudah saatnya kini pabrik gula (PG) menyeriusi produk turunan tebu nongula. "Industri ini sudah seharusnya beyond sugar dan benar-benar bertransformasi menjadi industri berbasis tebu yang terintegrasi dari hulu ke hilir (integrated sugarcane industry)," ujarnya.

Subiyono menuturkan, di Indonesia, diversifikasi belum menjadi perhatian serius industri gula. Dulu pada tahun 1950-an pernah ada pabrik lilin dari blotong (limbah tebu) yang mampu mengekspor ke berbagai negara, tapi kini bangkrut. Pada dekade 1960-an juga pernah ada sejumlah pabrik alkohol dan spiritus di beberapa PG di Indonesia, tapi kini merana.

Di Indonesia saat ini ada sekitar 45 industri koproduk tebu yang menghasilkan 14 jenis produk.

"Ini sebenarnya hal yang bagus. Sayangnya, mayoritas dari industri tersebut dimiliki perusahaan yang sama sekali tak bergerak di bisnis pengolahan tebu. Artinya, PG hanya menyetor bahan baku ke pabrik-pabrik koproduk tersebut. PG sama sekali tidak mendapat nilai tambah dari bisnis koproduk tebu," ujar Subiyono.

Karena itulah, di PTPN X kini industrialisasi produk turunan tebu non-gula terus didorong. Saat ini PTPN X tengah mengebut perampungan pembangunan pabrik bioetanol yang terintegrasi dengan PG Gempolkrep di Mojokerto.

Pabrik bioetanol yang berdiri di atas lahan seluas 6,5 hektar itu berkapasitas produksi 30 juta liter bioetanol per tahun. Bahan baku yang dibutuhkan untuk pabrik bioetanol itu adalah tetes tebu (molases). Selama ini, tetes tebu milik PTPN X dijual ke industri lain seperti pabrik makanan, sehingga nilai tambah yang diperoleh kurang.

"Dengan adanya pabrik bioetanol, kami akan memperoleh nilai tambah yang lebih besar untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan," kata Subiyono.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6700 seconds (0.1#10.140)