Turunkan porsi utang, BNBR divestasi anak usaha
A
A
A
Sindonews.com - Sebagai usaha untuk terus menyehatkan keuangan perusahaan, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berencana mengurangi porsi utangnya sebanyak 15-25 persen pada tahun 2013.
Direktur Utama & CEO BNBR, Bobby Gafur Umar menerangkan bahwa perseroan berencana membayar utang dengan melepas sebagian besar porsi kepemilikan saham (divestasi) salah satu anak usahanya, PT Bakrie Pipe Industries (BPI).
"Tahun ini target bisa menurunkan utang 15-25 persen melalui divestasi aset BPI, saat ini sudah ada short listed investornya dari Jepang dan dua dari lokal, tapi mereka maunya mayoritas mungkin sekitar 51-80 persen," terang dia usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di JS Luwansa Hotel di Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Selain melakukan divestasi BPI, perseroan juga berencana melepaskan aset tetap berupa tanah dan saham milik anak usaha lainnya. "Namun kami tidak akan muluk-muluk dan tidak akan terlalu agresif mengejar utang tersebut," sambung dia.
Lebih lanjut dia menuturkan, dengan pembayaran hutang tersebut, maka dengan asumsi utang dikurangi 25 persen, perseroan dapat mengurangi utangnya hingga Rp1,6 triliun. Dengan demikian, utang perseroan tahun 2013 menjadi Rp4,8 triliun.
Perlu diketahui, perseroan telah berhasil menurunkan porsi utang sebesar 40 persen dari Rp10,7 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp6,4 triliun di tahun 2012.
Direktur Utama & CEO BNBR, Bobby Gafur Umar menerangkan bahwa perseroan berencana membayar utang dengan melepas sebagian besar porsi kepemilikan saham (divestasi) salah satu anak usahanya, PT Bakrie Pipe Industries (BPI).
"Tahun ini target bisa menurunkan utang 15-25 persen melalui divestasi aset BPI, saat ini sudah ada short listed investornya dari Jepang dan dua dari lokal, tapi mereka maunya mayoritas mungkin sekitar 51-80 persen," terang dia usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di JS Luwansa Hotel di Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Selain melakukan divestasi BPI, perseroan juga berencana melepaskan aset tetap berupa tanah dan saham milik anak usaha lainnya. "Namun kami tidak akan muluk-muluk dan tidak akan terlalu agresif mengejar utang tersebut," sambung dia.
Lebih lanjut dia menuturkan, dengan pembayaran hutang tersebut, maka dengan asumsi utang dikurangi 25 persen, perseroan dapat mengurangi utangnya hingga Rp1,6 triliun. Dengan demikian, utang perseroan tahun 2013 menjadi Rp4,8 triliun.
Perlu diketahui, perseroan telah berhasil menurunkan porsi utang sebesar 40 persen dari Rp10,7 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp6,4 triliun di tahun 2012.
(rna)