Operasional normal, SIMA berharap suspensi dicabut
A
A
A
Sindonews.com - Manajemen PT Siwani Makmur Tbk (SIMA) mengharapkan, suspensi perdagangan saham oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dicabut seiring dengan aktivitas operasional perusahaan yang kembali normal.
"Kami berkomitmen untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Dengan ini, kami berharap suspensi saham Siwani Makmur dapat segera dibuka," ujar Direktur Utama SIMA, Edward Seky Soeryadjaya dalam paparan publik insidentil di Garden Kemang Hotel, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur perseroan, Lie Stefanus Wiji Suratno mengaku bahwa perseroan sudah siap beroperasi secara penuh setelah perseroan menyelesaikan semua kewajiban kepada para supplier dengan total utang mencapai USD484.516 dan Rp86.201.713.
"Kewajiban ke supplier sudah lunas bulan April 2013. Jadi, supplier akan kembali mengirimkan bahan baku. Jadi, kita siap operasi penuh lagi," tandasnya.
Dia meambahkan, perseroan saat ini dalam proses penambahan modal kerja sebesar Rp20 miliar untuk digunakan, antara lain untuk perbaikan mesin agar mampu menerima pesanan yang lebih luas dan menunjang operasional perusahaan, seperti untuk pembelian bahan baku dan peningkatan kegiatan pemasaran.
"Penambahan modal kerja dari Roots Capital Asia Limited (RCAL) akan dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari setelah public expose ini dilaksanakan," tutur dia.
Perlu diketahui, perseroan yang mencatatkan sahamnya di BEI pada 1994 ini, sejak 20 Januari 2011 mengalami suspensi perdagangan saham oleh BEI.
Bursa tengah meminta penjelasan lebih lanjut terkait kegiatan operasional dan kondisi keuangan perseroan. Harga saham perseroan sebelum dihentikan perdagangannya tercatat sebesar Rp128 per saham. Namun dengan kembali normalnya operasional perseroan diharapkan suspensi ini dapat segera dicabut.
"Kami berkomitmen untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Dengan ini, kami berharap suspensi saham Siwani Makmur dapat segera dibuka," ujar Direktur Utama SIMA, Edward Seky Soeryadjaya dalam paparan publik insidentil di Garden Kemang Hotel, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur perseroan, Lie Stefanus Wiji Suratno mengaku bahwa perseroan sudah siap beroperasi secara penuh setelah perseroan menyelesaikan semua kewajiban kepada para supplier dengan total utang mencapai USD484.516 dan Rp86.201.713.
"Kewajiban ke supplier sudah lunas bulan April 2013. Jadi, supplier akan kembali mengirimkan bahan baku. Jadi, kita siap operasi penuh lagi," tandasnya.
Dia meambahkan, perseroan saat ini dalam proses penambahan modal kerja sebesar Rp20 miliar untuk digunakan, antara lain untuk perbaikan mesin agar mampu menerima pesanan yang lebih luas dan menunjang operasional perusahaan, seperti untuk pembelian bahan baku dan peningkatan kegiatan pemasaran.
"Penambahan modal kerja dari Roots Capital Asia Limited (RCAL) akan dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari setelah public expose ini dilaksanakan," tutur dia.
Perlu diketahui, perseroan yang mencatatkan sahamnya di BEI pada 1994 ini, sejak 20 Januari 2011 mengalami suspensi perdagangan saham oleh BEI.
Bursa tengah meminta penjelasan lebih lanjut terkait kegiatan operasional dan kondisi keuangan perseroan. Harga saham perseroan sebelum dihentikan perdagangannya tercatat sebesar Rp128 per saham. Namun dengan kembali normalnya operasional perseroan diharapkan suspensi ini dapat segera dicabut.
(rna)