Laba bersih MNC Sky melonjak 75%
A
A
A
Sindonews.com - PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) sepanjang paruh pertama 2013 berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 75 persen menjadi Rp31 miliar dibanding periode yang sama tahun 2012 senilai Rp17 miliar.
Direktur Utama MSKY, Rudy Tanoesoedibjo mengatakan bahwa naiknya laba bersih disebabkan meningkatnya beban penyusutan dan rugi selisih kurs yang belum terealisasi.
"Peningkatan beban penyusutan karena pesatnya peningkatan jumlah pelanggan aktif, yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan set-top box serta proses migrasi MPEG-4 pelanggan aktif yang sedang dilakukan perseroan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/8/2013).
Sementara itu, pendapatan perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 31 persen dari Rp1,11 triliun pada semester I/2012 menjadi Rp1,45 triliun pada semester I/2013. Sedangkan EBITDA perseroan naik 30 persen menjadi Rp600 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp461 miliar, dengan EBITDA margin sebesar 41 persen. Hingga penghujung tahun ini, perseroan berharap marjin EBITDA bisa mencapai 42 persen.
Menurut Rudy, kinerja yang baik pada semester I tahun ini mencerminkan keberhasilan pelaksanaan strategi perseroan untuk memasuki segmen-segmen yang berbeda dari televisi berbayar (pay tv).
"Karena itu, perseroan secara berkelanjutan akan berinvestasi pada konten untuk memberikan layanan yang terbaik bagi para pelanggannya di Indonesia," tandasnya.
Direktur Utama MSKY, Rudy Tanoesoedibjo mengatakan bahwa naiknya laba bersih disebabkan meningkatnya beban penyusutan dan rugi selisih kurs yang belum terealisasi.
"Peningkatan beban penyusutan karena pesatnya peningkatan jumlah pelanggan aktif, yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan set-top box serta proses migrasi MPEG-4 pelanggan aktif yang sedang dilakukan perseroan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/8/2013).
Sementara itu, pendapatan perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 31 persen dari Rp1,11 triliun pada semester I/2012 menjadi Rp1,45 triliun pada semester I/2013. Sedangkan EBITDA perseroan naik 30 persen menjadi Rp600 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp461 miliar, dengan EBITDA margin sebesar 41 persen. Hingga penghujung tahun ini, perseroan berharap marjin EBITDA bisa mencapai 42 persen.
Menurut Rudy, kinerja yang baik pada semester I tahun ini mencerminkan keberhasilan pelaksanaan strategi perseroan untuk memasuki segmen-segmen yang berbeda dari televisi berbayar (pay tv).
"Karena itu, perseroan secara berkelanjutan akan berinvestasi pada konten untuk memberikan layanan yang terbaik bagi para pelanggannya di Indonesia," tandasnya.
(rna)