Prospek ekonomi Amerika Serikat 2014 cerah

Selasa, 17 Desember 2013 - 20:51 WIB
Prospek ekonomi Amerika Serikat 2014 cerah
Prospek ekonomi Amerika Serikat 2014 cerah
A A A
Sindonews.com - Setelah enam tahun dilanda resesi dan pemulihan rapuh, prospek ekonomi Amerika Serikat (AS) mendapatkan kembali cahaya terang tahun depan.

Indikator ini didukung pertumbuhan jumlah pekerjaan lebih kuat, perolehan pendapatan lebih besar dan kebangkitan kepemilikan rumah bergerak positif ke angka terbaru.

Outlook ekonomi AS secara keseluruhan meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, di tengah serangkaian data ekonomi yang mengejutkan, di mana bisnis telah mendongkrak perekrutan pekerja, pesanan pabrik dari luar negeri di angka tertinggi dalam dua tahun, dan belanja konsumen meningkat.

"Saat ini, kita bisa melihat tingkat pengangguran turun menjadi 6 persen tahun depan," kata Robert Kleinhenz, kepala ekonom Los Angeles County Economic Development Corp, seperti dilansir dari Inside Bay Area, Selasa (17/12/2013).

Banyak ekonom yang memprediksi pertumbuhan ekonomi AS akan mencapai angka 3 persen tahun depan, meningkat signifikan dari laju tahunan rata-rata 2 persen (saat ekonomi terjebak selama 4½ tahun terakhir).

"Percepatan sampai 3 persen mungkin akan mendongkrak pertumbuhan pekerjaan AS rata-rata 250.000 per bulan, dari 190.000 dalam 12 bulan terakhir," ujar Kleinhenz.

Beberapa ahli mengatakan, pertumbuhan ekonomi bisa lebih kuat tahun depan terlebih DPR telah menyetujui kesepakatan dua tahun anggaran.

David Hannah, chief executive Reliance Steel & Aluminium, Los Angeles mengungkapkan, sebelum kesepakatan anggaran, dirinya telah mempersiapkan tanda kenaikan bisnis tahun depan, yang secara agresif akan menambah tenaga kerja perusahaannya di seluruh dunia, sekitar 14.000.

Dia juga memperkirakan permintaan pada tahun depan akan meningkat seiring percepatan pembangunan rumah, supermarket, kantor dan pembangunan komersial serta industri.

"Kami melihat 2014 menjadi tahun yang lebih baik secara keseluruhan dalam penjualan dan laba dibanding 2013," kata Hannah.

Namun, suku bunga telah meningkat sejak musim panas, dan cenderung mencentang lebih tinggi karena Federal Reserve (The Fed) akan mulai menarik kembali program pembelian obligasi USD85 miliar per bulan.

Ini akan membuat investor dan pasar keuangan bereaksi, setelah Janet L Yellen ditetapkan menduduki kursi baru sebagai Gbernur The Fed, yang mencoba menyapih ekonomi dari tahun kebijakan easy-money.

"Itu satu hal penting yang berpotensi menyebabkan beberapa perlambatan," kata Timothy Gill, wakil kepala ekonom Asosiasi Produsen Listrik Nasional .
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5759 seconds (0.1#10.140)