Harga Ayam di Bandung Melonjak
A
A
A
BANDUNG - Dalam rangka persiapan menjelang Ramadan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Kiaracondong, Kota Bandung, hari ini.
Dalam sidak tersebut juga dihadiri perwakilan dari Dinas Peternakan (Disnakan), Pertamina, Hiswana Migas, dan lainnya.
Disperindag melakukan pemantauan terhadap ketersediaan serta harga kebutuhan pokok seperti beras, daging sapi, daging ayam, telur, cabai, dan lainnya.
Disnakan melakukan pengecekan kesehatan daging yang beredar di pasar. Sementara Pertamina dan Hiswana Migas melakukan pengecekan ketersediaan elpiji di SPBE Cipamokolan.
Dari hasil sidak tersebut, Kepala Disperindag Jabar Fery Sofwan Arief mengatakan, kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada daging ayam yang mencapai Rp36.000 per kilogram (kg) dari Rp32.000 per kg.
Ferry membantah kenaikan harga daging ayam disebabkan stok terbatas, sementara permintaan dari masyarakat menjelang munggah.
"Harga daging ayam ini naik bukan karena stok yang kurang, melainkan karena harga dari peternak yang juga sudah naik. Ini merupakan imbas dari harga DOC yang juga mengalami kenaikan. Stok ayam di Jabar ini surplus, tidak usah khawatir," katanya di sela sidak, Rabu (25/6/2014).
Untuk komoditas lain, kata Ferry, relatif stabil seperti harga daging sapi, beras, dan cabai merah. Kalaupun ada kenaikan tidak lebih dari Rp1.000 per kg.
"Kenaikan yang dianggap wajar, antara lain cabai merah dari Rp17.000 per kg naik menjadi Rp18.000 per kg. Beras juga naiknya hanya Rp100 per kg. Memang mengalami kenaikan, tapi cukup stabil, kenaikannya sama seperti tahun lalu, tidak naik tinggi. Kami harap saat Ramadan dan Lebaran kenaikan tidak terlalu melonjak," tutur dia.
Disperindag juga membeli sampel seperti tahu dan mie basah yang berkaitan dengan pengawasan barang beredar. Untuk kemudian diuji di balai besar BPOM, apakah sudah sesuai atau belum. Termasuk beberapa kerupuk berwarna, mengandung zat pewarna berbahaya atau tidak.
"Kalau ternyata terbukti ada zat-zat yang tidak sesuai, kami akan melayangkan surat kepada dinas indag kabupaten/kota terkait. Bahwa para pedagang harus diberikan pembinaan lebih lanjut. Karena menerima barang yang tidak sesuai dengan ketentuan. Peringatan seperti itu penting saya rasa," imbuh Ferry.
Pihaknya menginginkan masyarakat menerima barang yang aman dari zat-zat yang tidak diizinkan apalagi menjelang Ramadan.
Dalam sidak tersebut juga dihadiri perwakilan dari Dinas Peternakan (Disnakan), Pertamina, Hiswana Migas, dan lainnya.
Disperindag melakukan pemantauan terhadap ketersediaan serta harga kebutuhan pokok seperti beras, daging sapi, daging ayam, telur, cabai, dan lainnya.
Disnakan melakukan pengecekan kesehatan daging yang beredar di pasar. Sementara Pertamina dan Hiswana Migas melakukan pengecekan ketersediaan elpiji di SPBE Cipamokolan.
Dari hasil sidak tersebut, Kepala Disperindag Jabar Fery Sofwan Arief mengatakan, kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada daging ayam yang mencapai Rp36.000 per kilogram (kg) dari Rp32.000 per kg.
Ferry membantah kenaikan harga daging ayam disebabkan stok terbatas, sementara permintaan dari masyarakat menjelang munggah.
"Harga daging ayam ini naik bukan karena stok yang kurang, melainkan karena harga dari peternak yang juga sudah naik. Ini merupakan imbas dari harga DOC yang juga mengalami kenaikan. Stok ayam di Jabar ini surplus, tidak usah khawatir," katanya di sela sidak, Rabu (25/6/2014).
Untuk komoditas lain, kata Ferry, relatif stabil seperti harga daging sapi, beras, dan cabai merah. Kalaupun ada kenaikan tidak lebih dari Rp1.000 per kg.
"Kenaikan yang dianggap wajar, antara lain cabai merah dari Rp17.000 per kg naik menjadi Rp18.000 per kg. Beras juga naiknya hanya Rp100 per kg. Memang mengalami kenaikan, tapi cukup stabil, kenaikannya sama seperti tahun lalu, tidak naik tinggi. Kami harap saat Ramadan dan Lebaran kenaikan tidak terlalu melonjak," tutur dia.
Disperindag juga membeli sampel seperti tahu dan mie basah yang berkaitan dengan pengawasan barang beredar. Untuk kemudian diuji di balai besar BPOM, apakah sudah sesuai atau belum. Termasuk beberapa kerupuk berwarna, mengandung zat pewarna berbahaya atau tidak.
"Kalau ternyata terbukti ada zat-zat yang tidak sesuai, kami akan melayangkan surat kepada dinas indag kabupaten/kota terkait. Bahwa para pedagang harus diberikan pembinaan lebih lanjut. Karena menerima barang yang tidak sesuai dengan ketentuan. Peringatan seperti itu penting saya rasa," imbuh Ferry.
Pihaknya menginginkan masyarakat menerima barang yang aman dari zat-zat yang tidak diizinkan apalagi menjelang Ramadan.
(izz)