DBS Indonesia Yakin Asuransi Tumbuh 25% di 2015
A
A
A
JAKARTA - PT Bank DBS Indonesia meyakini, bahwa asuransi DBS pada tahun depan akan tumbuh 25%.
Head of Wealth Management DBS Indonesia Windrawan Hindrawan mengatakan, peluang sektor asuransi diyakini akan terus berkembang pesat mengingat masih sedikitnya penduduk Indonesia yang menggunakan layanan jasa ini.
"Tahun depan, sektor asuransi akan meningkat 25%. Saat ini kita telah kerja sama dengan pihak lain seperti Manulife, Aviva, Panin, juga AIA," kata dia di Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Dia munuturkan, sSaat ini DBS Indonesia memiliki arsitektur yang sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dengan bank-bank lain. Ini untuk memastikan bahwa DBS sangat aktif dalam meningkatkan pertumbuhan nasabah asuransi.
Seperti diketahui, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) merilis pada 12 September 2014, total pendapatan asuransi meningkat 30,2%. Ini menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa perlindungan dan penjaminan semakin meningkat.
"Saya melihat, setiap orang akan memerlukan asuransi. Saat ini penetrasi di dalam jumlah nasabah belum terlalu besar sehingga potensi sangat besar ke depan," terang Windrawan.
Head of Wealth Management DBS Indonesia Windrawan Hindrawan mengatakan, peluang sektor asuransi diyakini akan terus berkembang pesat mengingat masih sedikitnya penduduk Indonesia yang menggunakan layanan jasa ini.
"Tahun depan, sektor asuransi akan meningkat 25%. Saat ini kita telah kerja sama dengan pihak lain seperti Manulife, Aviva, Panin, juga AIA," kata dia di Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Dia munuturkan, sSaat ini DBS Indonesia memiliki arsitektur yang sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dengan bank-bank lain. Ini untuk memastikan bahwa DBS sangat aktif dalam meningkatkan pertumbuhan nasabah asuransi.
Seperti diketahui, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) merilis pada 12 September 2014, total pendapatan asuransi meningkat 30,2%. Ini menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa perlindungan dan penjaminan semakin meningkat.
"Saya melihat, setiap orang akan memerlukan asuransi. Saat ini penetrasi di dalam jumlah nasabah belum terlalu besar sehingga potensi sangat besar ke depan," terang Windrawan.
(izz)