Intan Baruparana Tingkatkan Pembiayaan ke RS
A
A
A
JAKARTA - PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) meningkatkan diversifikasi sektor pembiayaan sewa guna usaha (leasing) ke rumah sakit (RS).
Direktur Utama IBFN Jap Hartono mengatakan, akan menjangkau pembiayaan untuk RS di Jakarta dan sejumlah daerah.
"Sejak 2012, kita sudah diversifikasi tidak lagi ke tambang, menambah pada sektor RS untuk mesin scaning, rontgen, dan lain-lain. Masuk healthcare di kuartal III/2014. Pembiayaan satu alat bisa USD1 juta, alat-alat itu yang akan kita leasing. Kita finance ke seluruh RS saja di Jakarta dan daerah," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/12/2014).
Kendati demikian, dia menyatakan bahwa sektor pertambangan tetap menjadi sektor utama walaupun saat ini sedang mengalami penurunan.
"Tambang tetap, oil and gas tetap. Dunia pertambangan sekarang tidak beda dengan kondisi perbankan tahun 1998, industri tekstil tahun 1980, ini natural selection saja," jelasnya.
Dia menhjelaskan bahwa, sektor pertambangan mencapai sekitar 50%, sisanya minyak dan gas (migas), transportasi, dan logistik.
"Sedangkan kalau value-nya, tambang 60%, non-tambang 40% (oil and gas, transport and logistic)," tambahnya.
Direktur Utama IBFN Jap Hartono mengatakan, akan menjangkau pembiayaan untuk RS di Jakarta dan sejumlah daerah.
"Sejak 2012, kita sudah diversifikasi tidak lagi ke tambang, menambah pada sektor RS untuk mesin scaning, rontgen, dan lain-lain. Masuk healthcare di kuartal III/2014. Pembiayaan satu alat bisa USD1 juta, alat-alat itu yang akan kita leasing. Kita finance ke seluruh RS saja di Jakarta dan daerah," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/12/2014).
Kendati demikian, dia menyatakan bahwa sektor pertambangan tetap menjadi sektor utama walaupun saat ini sedang mengalami penurunan.
"Tambang tetap, oil and gas tetap. Dunia pertambangan sekarang tidak beda dengan kondisi perbankan tahun 1998, industri tekstil tahun 1980, ini natural selection saja," jelasnya.
Dia menhjelaskan bahwa, sektor pertambangan mencapai sekitar 50%, sisanya minyak dan gas (migas), transportasi, dan logistik.
"Sedangkan kalau value-nya, tambang 60%, non-tambang 40% (oil and gas, transport and logistic)," tambahnya.
(rna)