Cara Kemendag Tekan Produk Impor
Selasa, 06 Januari 2015 - 15:40 WIB
Cara Kemendag Tekan Produk Impor
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai tahun ini mencanangkan program substitusi impor, dalam rangka menekan banjirnya produk impor di Tanah Air.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Partogi Pangaribuan menuturkan, pihaknya saat ini tengah mengupayakan agar industri dalam negeri dapat memproduksi berbagai jenis barang yang biasa diperoleh dari impor.
"Jadi subsititusi impor itu strategi Kemendag bagaimana ke depan barang yang biasa kita impor, katakan barang konsumsi maupun barang baku, penolong dan bahan modal, kita produksi di dalam negeri," ujarnya di kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Dia mengatakan, selain dapat menekan impor, program substitusi yang dimaksud Kemendag juga dapat lebih menghemat devisa.
Pasalnya, semakin kecil impor yang dilakukan pemerintah, maka uang yang mengalir ke luar negeri akan semakin menipis. "Paling tidak, devisa kita kan lebih hemat," imbuh Partogi.
Menurutnya, pemerintah juga tengah mengupayakan penciptaan sektor industri hulu, dan melepaskan ketergantungan Indonesia dari bahan baku impor.
"Memang bertahap, tapi paling tidak Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga akan selektif dalam memberikan izin investasi ke depan," tegasnya.
Barang-barang yang dalam proses substitusi tersebut, antara lain plastik, mesin, dan barang chemical yang hingga saat ini belum banyak diproduksi di Indonesia.
"Tahun ini sudah mulai (substitusi impor). Kita sudah berulangkali rapat dengan BKPM, dan itu sudah menjadi catatan BKPM juga dan jadi fokus mereka," pungkasnya.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Partogi Pangaribuan menuturkan, pihaknya saat ini tengah mengupayakan agar industri dalam negeri dapat memproduksi berbagai jenis barang yang biasa diperoleh dari impor.
"Jadi subsititusi impor itu strategi Kemendag bagaimana ke depan barang yang biasa kita impor, katakan barang konsumsi maupun barang baku, penolong dan bahan modal, kita produksi di dalam negeri," ujarnya di kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Dia mengatakan, selain dapat menekan impor, program substitusi yang dimaksud Kemendag juga dapat lebih menghemat devisa.
Pasalnya, semakin kecil impor yang dilakukan pemerintah, maka uang yang mengalir ke luar negeri akan semakin menipis. "Paling tidak, devisa kita kan lebih hemat," imbuh Partogi.
Menurutnya, pemerintah juga tengah mengupayakan penciptaan sektor industri hulu, dan melepaskan ketergantungan Indonesia dari bahan baku impor.
"Memang bertahap, tapi paling tidak Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga akan selektif dalam memberikan izin investasi ke depan," tegasnya.
Barang-barang yang dalam proses substitusi tersebut, antara lain plastik, mesin, dan barang chemical yang hingga saat ini belum banyak diproduksi di Indonesia.
"Tahun ini sudah mulai (substitusi impor). Kita sudah berulangkali rapat dengan BKPM, dan itu sudah menjadi catatan BKPM juga dan jadi fokus mereka," pungkasnya.
(izz)
