BKPM Dorong Tingkatkan Konsumsi Daging Sapi
A
A
A
JAKARTA - Deputi BKPM Promosi Penanaman Modal Himawan Hariyoga mengatakan, peluang peningkatan realisasi investasi di sektor industri peternakan akan sangat besar.
Namun, perlu didorong karena konsumsi per kapita daging dan susu masih relatif rendah. Diperkirakan akan terus meningkat sejalan pertumbuhan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat.
"Sektor ini sangat berperan untuk mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan yang diprioritaskan pemerintah. Di samping kontribusinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja, penciptaan nilai tambah dan pembangunan daerah khususnya di luar Jawa," jelasnya di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Sementara, kontribusi sektor peternakan dan hasil olahannya dalam total PDB Indonesia 2013 mencapai Rp165 triliun atau 1,8% dari total PDB.
"Pertumbuhan PDB sektor ini selama 10 tahun terakhir tumbuh 3,7% juga masih di bawah rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,8%," tutur dia.
Sekedar informasi, BKPM mencatat total realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di bidang peternakan sapi serta industri pengolahannya (termasuk daging dan sapi) pada periode 2010-2014 kuartal III mencapai Rp39,5 triliun.
Terdiri dari PMDN kuartal III 2014 sebesar Rp832 miliar, jauh lebih kecil dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp2,8 triliun. Sementara realisasi PMA sebesar USD577 juta, sedikit menurun dari tahun sebelumnya USD674 juta.
Tercatat dalam periode 2010-2014 kuartal III jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri pengolahan tersebut mencapai lebih dari 277 ribu orang.
Sebesar 54% di antaranya diserap PMA. Sementara dari segi lokal investasi sebesar 57% total nilai PMDN dan PMA di sektor industri ini berlokasi di luar Jawa dan sisanya 43% di Jawa.
"Singapura, Swiss, Inggris, British Virgin Island dan Malaysia merupakan lima negara investor terbesar di kelompok sektor ini," pungkasnya.
Namun, perlu didorong karena konsumsi per kapita daging dan susu masih relatif rendah. Diperkirakan akan terus meningkat sejalan pertumbuhan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat.
"Sektor ini sangat berperan untuk mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan yang diprioritaskan pemerintah. Di samping kontribusinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja, penciptaan nilai tambah dan pembangunan daerah khususnya di luar Jawa," jelasnya di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Sementara, kontribusi sektor peternakan dan hasil olahannya dalam total PDB Indonesia 2013 mencapai Rp165 triliun atau 1,8% dari total PDB.
"Pertumbuhan PDB sektor ini selama 10 tahun terakhir tumbuh 3,7% juga masih di bawah rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,8%," tutur dia.
Sekedar informasi, BKPM mencatat total realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di bidang peternakan sapi serta industri pengolahannya (termasuk daging dan sapi) pada periode 2010-2014 kuartal III mencapai Rp39,5 triliun.
Terdiri dari PMDN kuartal III 2014 sebesar Rp832 miliar, jauh lebih kecil dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp2,8 triliun. Sementara realisasi PMA sebesar USD577 juta, sedikit menurun dari tahun sebelumnya USD674 juta.
Tercatat dalam periode 2010-2014 kuartal III jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri pengolahan tersebut mencapai lebih dari 277 ribu orang.
Sebesar 54% di antaranya diserap PMA. Sementara dari segi lokal investasi sebesar 57% total nilai PMDN dan PMA di sektor industri ini berlokasi di luar Jawa dan sisanya 43% di Jawa.
"Singapura, Swiss, Inggris, British Virgin Island dan Malaysia merupakan lima negara investor terbesar di kelompok sektor ini," pungkasnya.
(izz)