Pasar Obligasi Pekan Ini Tawarkan Potensi Reli
A
A
A
JAKARTA - Pasar obligasi pada pekan ini menawarkan potensi untuk melanjutkan penguatan lanjutan (reli) setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunganya (BI rate).
Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, tetapnya BI rate di level 7,75% dipersepsikan akan berlanjutnya fase tetapnya suku bunga acuan dan direfleksikan positif pada laju pasar obligasi.
"Laju pasar obligasi pun kembali menawarkan untuk potensi penguatan lanjutan. Namun demikian, tetap cermati perubahan sentimen yang dapat berpengaruh pada berkurangnya potensi laju positif tersebut," kata dia, Senin (19/1/2015).
Dia memperkirakan, laju harga obligasi pada pekan ini akan bergerak dengan rentang 35 hingga 85 basis points (bps). Untuk itu, saran Reza, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada, terutama pasca dirilisnya rencana beberapa pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia, dan lainnya..
Pada pekan ini, pemerintah akan kembali melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah, dengan jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp12 triliun untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015.
Adapun seri-seri SUN tersebut, yakni Seri SPN12160107 (reopening) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 7 Januari 2016; Seri FR0070 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2024.
Selain itu, Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2034.
Sementara pada pekan lalu, laju pasar obligasi mengalami peningkatan seiring rilis tetapnya BI rate dan sentimen penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Pergerakan harga dan yield menunjukkan laju yang positif meskipun bergerak tidak beriringan.
"Pergerakan yield secara mingguan kembali berbalik turun di hampir seluruh tenor," ujar dia.
Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, tetapnya BI rate di level 7,75% dipersepsikan akan berlanjutnya fase tetapnya suku bunga acuan dan direfleksikan positif pada laju pasar obligasi.
"Laju pasar obligasi pun kembali menawarkan untuk potensi penguatan lanjutan. Namun demikian, tetap cermati perubahan sentimen yang dapat berpengaruh pada berkurangnya potensi laju positif tersebut," kata dia, Senin (19/1/2015).
Dia memperkirakan, laju harga obligasi pada pekan ini akan bergerak dengan rentang 35 hingga 85 basis points (bps). Untuk itu, saran Reza, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada, terutama pasca dirilisnya rencana beberapa pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia, dan lainnya..
Pada pekan ini, pemerintah akan kembali melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah, dengan jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp12 triliun untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015.
Adapun seri-seri SUN tersebut, yakni Seri SPN12160107 (reopening) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 7 Januari 2016; Seri FR0070 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2024.
Selain itu, Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2034.
Sementara pada pekan lalu, laju pasar obligasi mengalami peningkatan seiring rilis tetapnya BI rate dan sentimen penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Pergerakan harga dan yield menunjukkan laju yang positif meskipun bergerak tidak beriringan.
"Pergerakan yield secara mingguan kembali berbalik turun di hampir seluruh tenor," ujar dia.
(rna)