Hunian Vertikal Laris

Rabu, 11 Februari 2015 - 14:38 WIB
Hunian Vertikal Laris
Hunian Vertikal Laris
A A A
JAKARTA - Hunian vertikal, seperti apartemen dan kondominium yang berada di pusat kota menjadi kebutuhan warga urban dan laris terjual. Beberapa faktor yang mendorongnya, antara lain budaya masyarakat yang mulai berubah, peningkatan kelas menengah, dan keterbatasan lahan.

Kehadiran hunian vertikal merupakan alternatif untuk memiliki kediaman bagi masyarakat di tengah pesatnya populasi masyarakat urban dan tidak bertambahnya lahan atau tanah. Apartemen belakangan menjadi pilihan yang ideal dan prospektif bagi banyak kalangan, terutama profesional.

Memenuhi komitmen kepada para konsumen, PT Prioritas Land Indonesia (PLI) akan melakukan penutupan atap (topping off) Apartemen Majestic Point Serpong (MPS) pada 15 Februari 2015.Pemancangan tiang pertama (ground breaking) apartemen MPS dilakukan pada Desember 2012, sementara pembangunan mulai aktif dilakukan pada April 2013.

Apartemen yang langsung sold out setelah beberapa pekan diluncurkan ini diharapkan akan rampung pada Oktober 2015 dan proses serah terima kunci dilakukan pada akhir tahun ini.

Presiden Direktur PT PLI Marcellus Chandra berharap, dengan dilaksanakannya topping off ini, kepercayaan konsumen terhadap PLI akan semakin meningkat.“Sungguh sebuah kebahagiaan bagi kami atas pencapaian pembangunan apartemen pertama kami ini. Kami berharap, bukan hanya kami yang merasa bahagia, namun juga para konsumen karena akan segera memiliki apartemen mewah di lokasi strategis, modern, dan terintegrasi,” ujarnya.

Dia menuturkan, apartemen yang terdiri dari dua tower, 32 lantai, dan 900 unit ini berada di segitiga emas kawasan Serpong, yakni Summarecon, Karawaci, dan BSD City. Apartemen dan berbagai fasilitas penunjangnya ini mudah diakses, yakni hanya 5 menit menuju pintu tol Jakarta dan Merak, serta 15 menit menuju pintu tol Jorr Jakarta-Serpong. Selain dikelilingi kampus dan sekolah ternama, MPS langsung berhadapan dengan Kampus Universitas Tarumanagara (Untar) yang masih dalam tahap pembangunan.

Sementara itu, kendati belum diluncurkan secara resmi, apartemen The Ayoma telah menarik perhatian pasar. Project Manager The Ayoma Apartment, Nurjaman mengatakan, NUP (nomor urut pemilihan) unit mulai dibuka agar para principal agent, member, dan khalayak umum berkesempatan mendapatkan harga perdana. Untuk harga perdana, tipe studio (dengan luas 25 meter persegi) dibanderol Rp400 jutaan. Sementara tipe satu kamar tidur (35 meter persegi) Rp600 jutaan, tipe dua kamar tidur (52 meter persegi) Rp900 jutaan, dan tipe tiga kamar tidur (75 meter persegi) Rp1,4 miliar
.
“Kami optimistis saat peluncuran di pertengahan April 2015, unit The Ayoma Tower 1 dengan total 600 unit akan terserap habis,” ujar Nurjaman.

Menurut GM Marcomm The Ayoma Apartment, Djoni Satria, apartemen yang menelan investasi sebesar Rp500 miliar ini sengaja dikembangkan dengan nuansa alam, unik, kreatif, dan prospektif. “Dengan konsep avant garde, The Ayoma Apartment mempertahankan lingkungan hijau yang sudah terbentuk di area restoran Pecel Madiun. Dari total luas satu hektar, proyek apartemen ini menyisakan lahan 45% untuk mempertahankan kearifan lokal berupa lahan terbuka hijau serta keberadaan restoran Pecel Madiun,” katanya
.
Tak hanya itu, jelas Djoni, sekitar 15 jenis kuliner asli Indonesia pun akan berada di kawasan The Ayoma dan menambah keunikan apartemen ini. The Ayoma merupakan proyek apartemen besutan PT PP Properti, anak usaha PT PP (Persero) Tbk. Target pendapatan dari dua tower yang dikembangkan mencapai Rp1 triliun.

Selain lingkungan yang alami, lanjut Djoni, penghuni juga dapat menikmati beragam fasilitas, seperti minimarket, laundry, jajanan kuliner khas Indonesia, kids day care, thematic gar­den, study/library hall, playground, infinity pool, jogging track, bike track, gym, clinic, atm centre, sky lounge, cinema theatre, hotel service, dan grand lobby.

Apartemen baru lain yang laris diburu adalah Cifest Residences, Cikarang, besutan ISPI Group. Hanya butuh waktu dua jam saja untuk meludeskan 80 unit apartemen dari total yang ditawarkan sebanyak 100 unit pada kisaran harga Rp300 juta hingga Rp500 juta per unit itu.

“Pada tahap pertama kami jual tipe studio dengan harga mulai dari Rp300 jutaan, dan pada saat pembukaan ini sudah ada 80 unit dari total 100 unit apartemen yang terjual hanya dalam waktu dua jam,” kata Komisaris Utama ISPI Group, Preadi Ekarto.

Cifest Residence nanti akan terdiri dari lima menara apartemen di atas lahan seluas 1,5 hektare dan berdiri di tengah proyek mixed-use Cifest Walk seluas 200 hektar. Pengembang mengaku, untuk membangun proyek hunian jangkung ini, mereka harus merogoh Rp600 miliar.

Tahap pertama ISPI akan membangun 1 tower setinggi 12 lantai dengan total 400 unit apartemen dengan investasi Rp120 miliar. Preadi pun memastikan bahwa pengembang menjadwalkan peluncuran perdana Cifest Residence dilakukan pada Mei mendatang. Pertengahan tahun ini, pembangunan akan dimulai dan diperkirakan akan selesai pada 2018.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4543 seconds (0.1#10.140)