BKPM Dorong Negara Asia-Afrika Perkuat Investasi
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mendorong negara-negara di Asia-Afrika memperkuat kerja sama investasi.
Data World Investment Report 2014, yang diumumkan oleh United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) menyebut, arus investasi global tahun lalu menurun 8% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Namun demikian, negara-negara ekonomi berkembang, termasuk Asia dan Afrika memperoleh pencapaian Foreign Direct Investment (FDI) lebih dari USD700 miliar, 56% dari total arus investasi global," ujarnya dalam rilisnya, Selasa (21/4/2015).
Sementara laporan dari Financial Times menunjukkan, dalam lima tahun terakhir, sebanyak tiga dari empat global FDI mengalir ke negara-negara Asia dan Afrika. Hal ini menunjukkan bahwa posisi negara-negara Asia Afrika sangat diperhitungkan dalam perekonomian dunia.
Berdasarkan data Financial Times, total investasi langsung antar negara Asia-Afrika pada periode 2010-2014 hanya mencapai 35% dari total arus investasi global, padahal dengan potensi besar yang dimiliki, seharusnya negara-negara Asia-Afrika dapat saling mengeksplorasi peluang yang ada dan menciptakan kerja sama saling menguntungkan.
"Untuk itu, marilah kita manfaatkan momentum yang baik ini untuk memperkuat kerja sama ekonomi di bidang investasi antara negara Asia-Afrika,” ujar Franky.
Berdasarkan data BKPM, investasi negara-negara Asia-Afrika selama tahun 2010-2014 mencapai USD58,58 miliar, terdiri dari USD55,56 miliar investasi negara-negara Asia dan USD3,01 miliar investasi negara-negara Afrika.
Sektor utama investasi negara Afrika mencakup industri makanan, perkebunan, pariwisata, konstruksi. Sedangkan sektor utama investasi negara Asia mencakup transportasi dan telekomunikasi, industri makanan, pertanian dan perkebunan.
Selain itu, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik. Sementara Pulau Jawa masih menjadi pilihan utama lokasi investasi dari negara-negara tersebut.
Menurut dia, pemerintah Indonesia terus mendorong investasi di sektor ini hingga kontribusinya mencapai 55,5% pada tahun 2019 dari 43% pada tahun lalu. Wilayah di luar Pulau Jawa juga akan lebih dipromosikan.
"Target BKPM mulai 2017, total nilai realisasi investasi di luar Pulau Jawa lebih tinggi daripada di Pulau Jawa. Saat ini, baru sekitar 43% nilai investasi mengalir ke luar Pulau Jawa," tuturnya.
Data World Investment Report 2014, yang diumumkan oleh United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) menyebut, arus investasi global tahun lalu menurun 8% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Namun demikian, negara-negara ekonomi berkembang, termasuk Asia dan Afrika memperoleh pencapaian Foreign Direct Investment (FDI) lebih dari USD700 miliar, 56% dari total arus investasi global," ujarnya dalam rilisnya, Selasa (21/4/2015).
Sementara laporan dari Financial Times menunjukkan, dalam lima tahun terakhir, sebanyak tiga dari empat global FDI mengalir ke negara-negara Asia dan Afrika. Hal ini menunjukkan bahwa posisi negara-negara Asia Afrika sangat diperhitungkan dalam perekonomian dunia.
Berdasarkan data Financial Times, total investasi langsung antar negara Asia-Afrika pada periode 2010-2014 hanya mencapai 35% dari total arus investasi global, padahal dengan potensi besar yang dimiliki, seharusnya negara-negara Asia-Afrika dapat saling mengeksplorasi peluang yang ada dan menciptakan kerja sama saling menguntungkan.
"Untuk itu, marilah kita manfaatkan momentum yang baik ini untuk memperkuat kerja sama ekonomi di bidang investasi antara negara Asia-Afrika,” ujar Franky.
Berdasarkan data BKPM, investasi negara-negara Asia-Afrika selama tahun 2010-2014 mencapai USD58,58 miliar, terdiri dari USD55,56 miliar investasi negara-negara Asia dan USD3,01 miliar investasi negara-negara Afrika.
Sektor utama investasi negara Afrika mencakup industri makanan, perkebunan, pariwisata, konstruksi. Sedangkan sektor utama investasi negara Asia mencakup transportasi dan telekomunikasi, industri makanan, pertanian dan perkebunan.
Selain itu, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik. Sementara Pulau Jawa masih menjadi pilihan utama lokasi investasi dari negara-negara tersebut.
Menurut dia, pemerintah Indonesia terus mendorong investasi di sektor ini hingga kontribusinya mencapai 55,5% pada tahun 2019 dari 43% pada tahun lalu. Wilayah di luar Pulau Jawa juga akan lebih dipromosikan.
"Target BKPM mulai 2017, total nilai realisasi investasi di luar Pulau Jawa lebih tinggi daripada di Pulau Jawa. Saat ini, baru sekitar 43% nilai investasi mengalir ke luar Pulau Jawa," tuturnya.
(rna)