Realisasi Subsidi Energi 2022 Capai Rp 157,6 Triliun, Menteri Arifin: Tidak Separah Perkiraan
Senin, 30 Januari 2023 - 15:06 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) mencatat realisasi subsidi energi pada 2022 mencapai Rp 157,6 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan sebesar Rp 211,1 triliun.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyebutkan, realisasi subsidi energi 2022 itu terdiri dari subsidi BBM dan LPG sebesar Rp97,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp59,8 triliun.
“Terkait dengan subsidi energi 2022 itu kita lihat realisasinya memang lebih rendah daripada targetnya, terutama ada penurunan kita liat di BBM dan LPG tidak separah seperti yang kita perkirakan sebelumnya di 2022. Ada asumsi crude kita yang harusnya tinggi ternyata menjelang kuartal ketiga terjadi penurunan harga komoditi migasnya,” jelasnya dalam acara Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja Tahun 2023 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sementara itu, untuk 2023, pemerintah menargetkan alokasi subsidi energi mencapai Rp 209,9 triliun yang terdiri dari subsidi BBM dan LPG Rp 139,4 triliun dan subsidi listrik Rp 70,5 triliun.
“Nah di tahun 2023 kita perkirakan kemungkinan jumlah alokasi subsidi energi juga cukup besar, karena kita tahu bahwa wabah masih ada dan kontemplasi konflik yang masih belum habis. Ini tentu saja akan menyebabkan penurunan sektor supply karena terhambatnya supply besar dari Rusia dan kemungkinan juga peningkatan kebutuhan demand dari China dan juga beberapa negara lainnya yang disebabkan kebijakan baru yang sudah mulai dibuka," ungkapnya.
"Jadi di satu sisi supply verkurang karena belum tentu bisa dikejar negara-negara produsen nah di satu sisi demand akan meningkat, inilah yang perlu kita antisipasi,” tutur Arifin lebih lanjut.
Sebagai informasi, meski lebih rendah dibandingkan target, realisasi subsidi energi pada 2022 ini mengalami peningkatan apabila dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 122,7 triliun yang terdiri dari subsidi BBM dan LPG sebesar Rp 72,9 triliun dan subsidi listrik Rp 49,8 triliun.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyebutkan, realisasi subsidi energi 2022 itu terdiri dari subsidi BBM dan LPG sebesar Rp97,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp59,8 triliun.
“Terkait dengan subsidi energi 2022 itu kita lihat realisasinya memang lebih rendah daripada targetnya, terutama ada penurunan kita liat di BBM dan LPG tidak separah seperti yang kita perkirakan sebelumnya di 2022. Ada asumsi crude kita yang harusnya tinggi ternyata menjelang kuartal ketiga terjadi penurunan harga komoditi migasnya,” jelasnya dalam acara Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja Tahun 2023 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sementara itu, untuk 2023, pemerintah menargetkan alokasi subsidi energi mencapai Rp 209,9 triliun yang terdiri dari subsidi BBM dan LPG Rp 139,4 triliun dan subsidi listrik Rp 70,5 triliun.
“Nah di tahun 2023 kita perkirakan kemungkinan jumlah alokasi subsidi energi juga cukup besar, karena kita tahu bahwa wabah masih ada dan kontemplasi konflik yang masih belum habis. Ini tentu saja akan menyebabkan penurunan sektor supply karena terhambatnya supply besar dari Rusia dan kemungkinan juga peningkatan kebutuhan demand dari China dan juga beberapa negara lainnya yang disebabkan kebijakan baru yang sudah mulai dibuka," ungkapnya.
"Jadi di satu sisi supply verkurang karena belum tentu bisa dikejar negara-negara produsen nah di satu sisi demand akan meningkat, inilah yang perlu kita antisipasi,” tutur Arifin lebih lanjut.
Sebagai informasi, meski lebih rendah dibandingkan target, realisasi subsidi energi pada 2022 ini mengalami peningkatan apabila dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 122,7 triliun yang terdiri dari subsidi BBM dan LPG sebesar Rp 72,9 triliun dan subsidi listrik Rp 49,8 triliun.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda